Vaksinasi Terhambat, Kota Malang Keluhkan Distribusi Pusat yang Lambat

Vaksinasi massal di Kota Malang.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Lucky Aditya.

VIVA – Vaksinasi di Kota Malang mulai tersendat. Salah satu penyebabnya adalah kiriman vaksin COVID-19 dari pemerintah pusat yang terlambat. 

Pemkot Malang juga tidak bisa memastikan jenis vaksin apa yang dikirim pusat. Termasuk dosis pertama atau dosis kedua yang dikirim. Jika dosis kedua yang datang otomatis perluasan vaksinasi turut tersendat.

"Ketersediaan stoknya habis dan rata-rata di daerah lain juga begitu. Ini kita masih proses minta lagi ke pusat. Jadi kita tunggu kiriman," kata Wali Kota Malang, Sutiaji, Minggu, 25 Juli 2021.

Merujuk pada data Pemprov Jawa Timur, capaian vaksinasi di Kota Malang menempati urutan ke 7. Capaian vaksinasi dosis 1 di Kota Malang yakni 34,2 persen alias 288.596 penduduk. Lalu, capaian vaksin dosis kedua masih 7,83 persen atau 66.065 penduduk.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif mengatakan bahwa data yang dipaparkan terkait capaian vaksinasi adalah pemakaian dosis satu dan dua. 

Data itu terus berubah setiap hari karena proses vaksinasi terus dijalankan meski jumlahnya tidak menentu. Terakhir, jumlah warga Kota Malang yang sudah vaksin sebanyak 365 ribu.

"Bukan, jadi kalau vaksin ada dosis satu ada dosis dua yang ditampilkan adalah pemakaian dosis vaksin baik dosis satu maupun dua. Kita sampai terakhir 365 ribu dosis yang kita pakai. Kalau targetnya 70 persen dari penduduk berarti sekitar 590 atau 600 ribuan warga," ujar Husnul.

Husnul berharap kedatangan vaksin dari pusat ke daerah dipercepat. Sebab jika hanya dosis satu saja yang diberikan maka dikhawatirkan tidak stabil. Mereka ingin dosis satu segera didistribusikan sesuai sasaran target, setelah itu mereka fokus pada dosis kedua.

"Diharapkan cepat datang karena kalau hanya dosis 1 takutnya tidak stabil. Jadi misal nanti datang kita akan fokuskan memberi layanan suntik dosis kedua. Kita tergantung dari stok atau distribusi vaksin. Mudah-mudahan cepat jenisnya kita juga gak bisa tentukan. Apa yang datang ya itu yang kita gunakan. Dari jumlah 365 ribu itu 90 persen warga Kota Malang," tutur Husnul.