6 Celotehan Menag Yaqut yang Bikin Geger

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam acara tahlil nasional.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Syaefullah

VIVA – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas jadi sorotan publik. Lagi-lagi, mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor melontarkan pernyataan yang kontroversial. Baru-baru ini dia melontarkan pernyataan yang tak biasa.

Dalam webinar memperingati Hari Santri yang diselenggarakan PBNU, Gus Yaqut menyebut bahwa Kementerian Agama adalah hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama atau NU.

Tak cuma itu, beberapa kali Gus Yaqut bahkan melontarkan omongan yang bikin geger publik. Berikut rangkuman VIVA soal celotehan Menag Yaqut yang kontrversi, di nataranya:

1. Kemenag Hadiah Buat NU

Menteri Yaqut mengatakan belakangan ini banyak muncul perdebatan di internal Kementerian Agama mengenai asal-usul Kementerian Agama. Salah satu tokoh agama, kata Yaqut, ada yang menyebut Kemenag hadiah negara untuk umat Islam. Tetapi dia dengan tegas membantahnya.

"Saya bantah. Bukan. Kementerian agama itu hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU. Jadi wajar kalau sekarang NU itu memanfaatkan banyak peluang yang ada di kementerian agama karena hadiahnya untuk NU," kata Yaqut, yang dikutip, Minggu 24 Oktober 2021.

Yaqut mengungkapkan dasar alasannya mengapa dia mengatakan hal tersebut. Salah satunya karena Pendiri NU Kh. Wahab Chasbullah berjasa dalam mengusulkan konsep piagam Jakarta yang menjadi cikal bakal lahirnya dasar negara Pancasila.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas

Photo :
  • VIVA/Syaefullah

2. Ralat ucapan Kemenag Hadiah NU

Gus Yaqut Cholil Qoumas mengklarifikasi pernyataannya tentang Kementerian Agama hadiah untuk NU. Menurutnya, pernyataan itu disampaikan dalam forum internal keluarga besar NU. Tujuannya, lebih untuk memotivasi para santri dan pesantren.

"Itu saya sampaikan di forum internal. Intinya, sebatas memberi semangat kepada para santri dan pondok pesantren. Ibarat obrolan pasangan suami-istri, dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma ngekos, karena itu disampaikan secara internal," kata Menag Yaqut di Solo, Senin, 25 Oktober 2021.

"Memberi semangat itu wajar. Itu forum internal. Dan memang saya juga tidak tahu sampai keluar lalu digoreng ke publik. Itu forum internal, konteksnya untuk menyemangati," sambungnya.

3. Doa Semua Agama di Acara Resmi

Menag Yaqut meminta agar setiap kegiatan resmi diawali dengan pembacaan doa dari semua agama-agama lain yang sudah disahkan di Indonesia sehingga tidak hanya pembacaan ayat suci Alquran.

Seperti halnya kegiatan seperti Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kemenag yang berlangsung di Jakarta, Senin, 5 Mei 2021.

"Pagi hari ini saya senang Rakernas dimulai dengan dimulai pembacaan ayat suci Alquran, ini memberikan pencerahan dan sekaligus penyegaran untuk kita semua. Tapi akan lebih indah lagi semua agama diberikan kesempatan untuk memulai doa," kata Yaqut. 

Hal ini bertujuan agar tak dianggap seperti rapat organisasi masyarakat (Ormas) Kemenag. Padahal di dalamnya Kemenag mengurusi semua agama di Tanah Air.

"Jadi jangan kita ini kesannya rapat ormas Kemenag, ormas Islam Kemenag, tidak. Kita ini sedang melakukan rakernas Kemenag di dalamnya bukannya hanya urusan agama Islam saja. Mungkin lain waktu bisalah, itu enak dilihat jika semua agama yang menjadi urusan sama-sama menyampaikan doanya. Kalau semakin banyak berdoa semakin untuk dikabulkan semakin tinggi," katanya.

4. Populisme Islam

Pernyataan Gus Yaqut menyinggung populisme Islam yang mulai berkembang di Indonesia menuai kritik. Ia bilang ada pihak yang menggiring agama sebagai norma konflik sehingga istilahnya populisme Islam.

Ia tak mau populisme Islam ini berkembang luas dan bisa membuat kewalahan memeranginya.

"Belakangan kita merasakan ada yang berusaha menggiring agama menjadi norma konflik. Agama dijadikan norma konflik itu dalam bahasa ekstremnya, siapapun yang berbeda keyakinanannya, maka dia dianggap musuh dan karenanya harus diperangi. Istilah kerennya itu populisme islam," ujar Gus Yaqut dalam acara webinar, Minggu, 27 Desember 2020.


5. Sebutan Gus

Gus Yaqut juga sempat berseteru dengan Gus Nur alias Nur Sugi Rahardja yang dianggapnya mencemari kesakralan sebutan 'Gus'. Ya, sebutan Gus memang punya arti khusus bagi kalangan Nahdiyin. Tak sembarangan orang dapat disematkan sebutan Gus.

Seperti diketahui, Yaqut Cholil Qoumas sendiri mendapat sebutan Gus karena memang dianggap layak. Bagi orang NU, sebutan Gus adalah gelar kehormatan yang biasanya disematkan pada tokoh-tokoh yang dihormati dan biasanya telah matang ditempa di pesantren.

Gus Yaqut sendiri memang sosok penting di tubuh Nahdlatul Ulama (NU), termasuk jabatannya sebagai ketua umum GP Anshor sebelum didaulat menjadi menteri agama yang baru. Bahkan ia juga sempat menjabat sebagai wakil bupati Rembang dan anggota DPRD. 

Tak hanya itu, fakta lain yang juga sulit untuk menolak gelar Gus pada sosok Yaqut adalah catatan bahwa dia merupakan putra dari KH Muhammad Cholil Bisri, salah satu pendiri PKB. Saudaranya, Yahya Cholil Staquf juga dikenal sebagai tokoh Nahdlatul Ulama.

6. Persetruan dengan FPI

 Gus Yaqut juga dengan terang-terangan menyindir revolusi akhlak yang didengungkan HRS bersama FPI. Gus Yaqut tak yakin sosok Habib Rizieq Shihab bersama FPI-nya punya kekuatan untuk menggerakkan revolusi di Indonesia.

Gus Yaqut selalu mendengungkan NKRI harga mati untuk melawan manuver-manuver yang dilakukan FPI dengan imam besarnya HRS. Tak jarang, Gus Yaqut juga terkadang memamerkan kekuatan Banser di bawah komandonya untuk menyaingi besarnya massa FPI sebelum menjabat sebagai Menag.