Viral, Dua Pelajar di Asahan Duel Bak Film Laga
- Zahrul Darmawan
VIVA - Dua pelajar Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Asahan terlibat perkelahian. Aksi saling pukul kedua pelajar masing-masing berinsial AL dan SA terekam kamera handphone dan menjadi viral di media sosial.
Bak Film Laga
Dari penulusuran VIVA, dalam video itu tampak keduanya saling pukul bak film laga. Peristiwa itu terjadi Jalan Pabrik Benang, Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.
Dalam video tersebut, perkelahian itu disaksikan langsung oleh teman-teman keduanya. Bukan memisah agar perkelahian tidak berlanjut malah mereka membiarkan dan ada juga merekam aksi perkelahian itu menggunakan handphone.
Kelas XI Madrasah Aliyah
Kepala sekolah MAN Asahan, Ramli, membenarkan bahwa kedua remaja berkelahi itu adalah anak didiknya. "Mereka adalah kelas XI siswa Madrasah Aliyah,” kata Ramli, Selasa, 21 Desember 2021.
Baca juga: Tawuran Pelajar Pecah di DIY, 1 Tewas dan 11 Dicokok Polisi
Ramli mengatakan instansinya sudah memanggil kedua pelajar tersebut. Ia menyebutkan perkelahian dipicu hal sepele yakni saling melirik mata.
“Menurut informasi (perkelahian) terjadi karena adanya ketersinggungan kalau istilah membereng (melirik), kemudian ada memaki, lalu ejek-ejekan,” tutur Ramli.
Sudah Berikan Sanksi
Ramli juga mengungkapkan sekolah sudah memberikan sanksi kepada keduanya. Dengan mengembalikan kepada orang tua atau dikeluarkan dari sekolah.
"Sudah kami tindaklanjuti semua. Karena mereka sudah mencoreng nama baik madrasah. Makanya kami ambil tindakan dan dikembalikan ke orang tuanya. Mereka bersekolah di madrasah itu amanah orang tua. Jadi ini berkaitan makanya kami kembalikan ke orang tua," kata Ramli.
Ramli menjelaskan pemindahan dua siswa itu harus dilakukan. Pasalnya perbuatan dua siswa itu telah melanggar aturan yang ada di MAN Asahan. Namun, ia mengatakan pihaknya akan memfasilitasi pemindahan sekolah dua siswa itu.
"Kalau tidak tentu untuk kenaikan kelas di semester depan agak menabrak aturan. Sekarang naik kelas minimal etikanya harus baik. Bagaimana mungkin kami berikan sikap baik ketika mereka sudah mencoreng wajah madrasah," kata Ramli.