Menkes Budi Minta Petugas Pemilu 2029 Skrining Kesehatan Sebelum Daftar
- VIVA/Andrew Tito (Jakarta)
Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin meminta para calon petugas penyelenggara Pemilu 2029 untuk melakukan skrining kesehatan sebelum mendaftar.
Hal itu diminta Budi untuk menekan angka kecelakaan kerja hingga menyebabkan para petugas pemilu meninggal dunia. Data KPU menyebutkan, sebanyak 71 petugas penyelenggara Pemilu 2024 meninggal dunia.
"Isunya kemarin adalah sudah di-skrining, sudah ketahuan mana yang sehat mana yang enggak, cuma sudah keburu daftar," kata Budi dalam konferensi pers, di Gedung Kemenkes RI, Jakarta Selatan, Senin, 19 Februari 2024.
"Jadi kita kan ingin melakukan penyempurnaan, itu sebabnya dilakukan skrining sehingga turun 80 persen lebih. Tapi ke depannya kan 2029 kita penginnya kalau bisa nol yang wafat," ujarnya menambahkan.
Budi menyebutkan, pihaknya sudah membuat keputusan berdasarkan hasil rapat bersama dengan KSP Moeldoko, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, Ketua KPU Hasyim Asy'ari, Ketua Bawaslu Rahmat Bagja, serta Direktur Utama BPJS Ghufron Mukti.
Keputusan yang dimaksud, pihaknya akan mengkaji ulang skema skrining kesehatan bagi petugas penyelenggara Pemilu 2024. "Saya sedang mengkaji, kita mau menyempurnakan skrining ini. Karena kalau bisa skriningnya sebelum daftar," ujarnya.
Budi melanjutkan, pengkajian ulang skema skrining kesehatan ini dilandasi oleh jam kerja para petugas Pemilu 2024 yang bisa menembus 15 jam. "Kalau bisa itu menjadi syarat, jadi skrining kesehatan itu menjadi syarat untuk mereka menjadi petugas," ujar Budi.
71 Petugas Pemilu 2024 Meninggal
Sebelumnya diberitakan, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Hasyim Asy'ari mengungkap data terkait petugas penyelenggara pemilu yang sakit hingga meninggal dunia sepanjang Pemilu 2024.
Data itu dicatat mulai dari hari pencoblosan, 14 Februari 2024 sampai sesudahnya, yaitu 18 Februari 2024.
Hasyim menyebutkan, petugas Pemilu 2024 yang sakit berjumlah 4.567 orang. Dengan rincian, panitia pemilihan kecamatan (PPK) sebanyak 136 orang, di tingkat PPS atau panitia pemungutan suara sebanyak 696 orang.
"Kemudian anggota KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) di tingkat TPS (tempat pemungutan suara) ada 3.371 orang. Untuk Linmas yang sakit ada 364 orang," kata Hasyim dalam konferensi pers di Kantor Kemenkes RI, Jakarta Selatan, Senin, 19 Februari 2024.
Sementara itu, kata Hasyim, jumlah petugas Pemilu 2024 yang meninggal selama periode 14-18 Februari berjumlah 71 orang.
Adapun total petugas Pemilu yang meninggal itu, rinciannya terdiri dari Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) hingga linmas.
"Anggota PPK ada satu orang di tingkat kecamatan, kemudian anggota PPS di tingkat desa, kelurahan ada empat orang. Kemudian anggota KPPS di tingkat TPS ada 42 orang," kata dia.
"Kemudian Linmas yang menjaga keamanan, kegiatan penghitungan pemungutan suara yang meninggal 24 orang," ujarnya.