Polisi Telusuri Jejak NII di Kampus Unair

Buku aliran sesat
Sumber :
  • Ahmad Zahrir Ridlo | Surabaya Post

VIVAnews - Dugaan keterlibatan mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengusik perhatian Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Surabaya.

Sedikitnya, 5 mahasiswa di kampus negeri tersebut diperiksa untuk membuktikan keterlibatannya dalam aksi cuci otak berkedok pendirian Negara Islam Indonesia (NII).

Dalam pemeriksaan, 5 mahasiswa Unair mengungkapkan, sempat menyetorkan sejumlah dana ke jaringan NII. Masing-masing berinisial Ay, Msh, Iw, My dan Id terindikasi menjadi korban cuci otak sindikat NII. Setelah terkumpul, dana disetorkan kepada seseorang yang berperan sebagai koordinator.

Sayangnya, sampai kelima mahasiswa tersebut kembali, tak satupun bersedia menyebut pengumpul dana, yang diduga dosen PTN setempat.

"Kayaknya belum sejauh itu. Kami masih melakukan penelusuran. Tapi, dalam proses penyelidikan, kemungkinan itu masih sangat terbuka untuk mengungkap keterlibatan seseorang dalam aksi tersebut," ujar sumber di lingkungan Polrestabes Surabaya yang menolak untuk disebut jatidirinya. "Ini juga sebagai upaya membongkar kasusnya."

Dari penelusuran, diperoleh informasi jika dua dari lima mahasiswa tersebut sempat diberangkatkan ke Majalengka, Jawa Barat. Bahkan, di tempat yang diakui sebagai lokasi pembaiatan anggota baru itu, keduanya diinapkan selama sepekan.

Sayangnya, untuk mengungkap kebenaran kabar tersebut, belum satupun dari pejabat resmi di Mapolrestabes Surabaya memberikan keterangan dari penanganan kasus lima mahasiswa Unair yang diamankan saat menggelar pertemuan.

"Tentang hasilnya, itu yang belum bisa diketahui. Yang jelas ada lima mahasiswa Unair yang diperiksa soal cuci otak NII," lanjutnya. Info lain menyebut, kelima mahasiswa yang diperiksa diam-diam itu diamankan di kesatuan Intelkam Polrestabes Surabaya. Sebelum dipulangkan, mereka, para mahasiswa itu sempat diperiksa selama hampir 5 jam terkait jaringan cuci otak NII di Surabaya. (eh)

Laporan: Tudji Martudji | Surabaya