"Jangan Sampai 'Bom Solo' Terjadi di Ambon"

korban ledakan bom solo
Sumber :
  • REUTERS/Stringer

VIVAnews -- Bom bunuh diri yang meledak di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Jebres, Solo,  tak hanya mengagetkan para jemaat yang baru selesai kebaktian. Bangsa Indonesia terhenyak, apalagi insiden ini hanya dua minggu berselang dari bentrokan di Ambon yang menewaskan sejumlah orang.

Dari Ambon, Pendeta John Ruhulessin belum bisa memastikan, apakah ada hubungan antara kedua insiden: Ambon dan Solo. Namun pihaknya berharap aparat keamanan bertindak.

"Kami berharap aparat memperketat pengamanan, lakukan deteksi dini, agar apa yang terjadi di Solo tak terjadi di Ambon dan daerah lain," kata dia kepada VIVAnews.com, Minggu 25 September 2011.

Ia menambahkan, TNI dan Polri mencari penyebab bentrokan di Ambon, agar masalah tuntas, tak ada bara dalam sekam. "Untuk warga Kota Ambon, kami imbau perkuat ketahanan. Ketahanan penting agar tak muda terprovokasi."

Sementara, Persatuan Gereja Gereja Indonesia (PGI) mengimbau, khususnya kepada anggota Jemaat Gereja di Solo dan seluruh Indonesia agar tetap tenang dan menyerahkan seluruh penyelesaian kasus ini kepada aparat yang berwajib.

PGI menyatakan, bahwa aksi bom bunuh diri di Solo tadi siang menandakan umat beragama di Indonesia belum mampu belajar dari pengalaman masa lalu dan masih menggunakan bahasa kekerasan dalam menyelesaikan persoalan.

Sementara, Antonius Benny Susetyo, Ketua Komisi kerukunan antar umat beragama KWI (Konferensi Wali Gereja Indonesia) mengatakan bahwa aksi bom bunuh diri tersebut merupakan Suatu bentuk penghinaan terhadap Tuhan.

Menurutnya, peristiwa ini telah merusak jalinan keharmonisan antara umat Kristiani dan Umat Islam dalam satu dasawarsa ini. (sj)

Laporan: Abdul Karim| Ambon