Cuaca Ekstrim Hambat Pelayaran Kapal Besar

Antre masuk ke kapal di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
Sumber :
  • Antara/ Eric Ireng

VIVAnews - Akibat cuaca ekstrim, di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya,
sejumlah kapal barang terpaksa harus sandar. Pemandangan itu terjadi sejak dua hari lalu. Itu, karena pengaruh cuaca dan gelombang di Samudera Hindia yang mencapai ketinggian 3 meter.

"Dua hari ini, sejumlah kapal barang hanya bersandar di tepi pelabuhan. Mereka tidak berlayar karena cuaca ekstrim. Meski demikian, syahbandar tidak mengeluarkan larangan, hanya sebatas imbauan," kata Humas Syahbandar Kelas Utama Pelabuhan Tanjung Perak, Marzuki, Selasa, 9 Januari 2012.

Tapi, pelarangan dilakukan terhadap kapal Ro-Ro karena memiliki ukuran lebih
kecil dibanding kapal penumpang yang lebih besar. "Umumnya pemilik kapal menyadari kondisi itu. Mereka sudah update informasi dari BMKG," lanjutnya.

Namun, imbauan tidak berlayar ini membuat sejumlah nahkoda was-was. Mereka khawatir, barang bawaan di kapal rusak dan busuk. "Tidak tahu, sampai kapan kita harus menunggu perkembangan," ujar Agustinus, salah seorang nahkoda.

"Imbas cuaca ekstrim ini tentunya proses pengiriman barang jadi molor. Dampaknya, ancaman klaim dari perusahaan penerima pun harus kita ditanggung. Belum lagi dengan kondisi beberapa barang yang terancam membusuk," jelas Agustinus.

Sejumlah kapal, kata Agustinus, memang tengah mengangkut barang-barang yang tidak tahan lama dengan tujuan luar Jawa. Barang itu Seperti buah-buahan, telur, bawang merah, bawang putih, cabai dan lainnya.

"Jika terlalu lama pasti akan busuk. Jika ini terjadi pemilik barang akan memberikan klaim kepada perusahaan pelayaran," katanya.

Sementara, Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Surabaya melansir, cuaca ekstrim akibat adanya daerah tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah Selatan NTT. Serta sirkulasi angin yang tertutup di Utara Selat Karimata.

Diprediksi, dua hari kedepan akan terus memicu munculnya kumpulan angin memanjang dari pesisir barat Lampung hingga perairan utara Nusa Tenggara. Itu berakibat, sejumlah wilayah berpotensi tumbuh awan dan hujan.

Di antaranya, Sumatera bagian Utara, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Barat, Sulawesi bagian Timur, Maluku dan Papua. Termasuk, wilayah Jatim diguyur hujan dengan kapasitas ringan hingga sedang. Angin, bertiup dari Barat Laut dengan kecepatan 5 hingga 35 km per jam.

Kawasan yang berpengaruh serta berpotensi hujan termasuk Jatim. Hujan yang turun dan gelombang tinggi di perairan praktis mempengaruhi aktivitas melaut. Laporan: Tudji Martudji | Surabaya (adi)