Tim Investigasi TNI: Penyerangan Lapas Sleman Tak Direncanakan
Kamis, 4 April 2013 - 21:43 WIB
Sumber :
- ANTARA/M Agung Rajasa
VIVAnews - Ketua Tim Investigasi penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Brigjen TNI (CPM) Unggul K Yudhoyono memastikan tidak ada unsur terencana dalam aksi penyerangan di Lapas Cebongan, Sleman, pada Sabtu, 23 Maret 2013.
"Saya bisa mengatakan ini tak terencana, satu senjata dibawa tidak dari gudang, tapi dari medan latihan. Kemudian senjata lain replika kaya softgun
. Kemudian pada waktu mereka bergerak ada yang mencegah untuk tidak melakuan teror, karena dilakukan cepat tidak bisa dikejar," kata Unggul K Yudhoyono saat ditanyai wartawan usai menggelar jumpa pers, Kamis, 4 April 2013.
Mengenai aksi yang dilakukan setelah tiga hari setelah kejadian pembunuhan terhadap Serka Heru Santoso, Unggul kembali menegaskan berulang kali bahwa kegiatan penyerangan itu tidak direncanakan. "Perlu kita ketahui, bagi masyarakat yang belum terbiasa melakukan akan berbeda. Tetapi karena mereka prajurit profesional," katanya.
Menurut Unggul, tim investigasi diturunkan karena ada info keterlibatan prajurit TNI. Kemudian dari hasil penyelidikan diketahui bahwa ada keterlibatan 11 anggota Kopassus. "Jadi itulah tugas kita," katanya.
Unggul sebelum telah menyampaikan, setelah aksi penyerangan, pelaku membawa kabur kamera CCTV dan membuangnya ke Sungai Bengawan Solo. Sebelum dibuang, barang bukti itu lebih dulu dibakar.
Dipastikan Unggul, pengakuan tersebut adalah ungkapan jujur para pelaku sebagai prajurit TNI. Dia memastikan mereka akan mempertanggungjawabkan perbuatan membunuh empat preman tersebut dengan kesatria.
"Ini pengakuan yang sejujur-jujurnya dari prajurit tersebut bahwa di dalam rangka membantu investigasi," tuturnya.
Baca Juga :
"Saya bisa mengatakan ini tak terencana, satu senjata dibawa tidak dari gudang, tapi dari medan latihan. Kemudian senjata lain replika kaya softgun
Mengenai aksi yang dilakukan setelah tiga hari setelah kejadian pembunuhan terhadap Serka Heru Santoso, Unggul kembali menegaskan berulang kali bahwa kegiatan penyerangan itu tidak direncanakan. "Perlu kita ketahui, bagi masyarakat yang belum terbiasa melakukan akan berbeda. Tetapi karena mereka prajurit profesional," katanya.
Menurut Unggul, tim investigasi diturunkan karena ada info keterlibatan prajurit TNI. Kemudian dari hasil penyelidikan diketahui bahwa ada keterlibatan 11 anggota Kopassus. "Jadi itulah tugas kita," katanya.
Unggul sebelum telah menyampaikan, setelah aksi penyerangan, pelaku membawa kabur kamera CCTV dan membuangnya ke Sungai Bengawan Solo. Sebelum dibuang, barang bukti itu lebih dulu dibakar.
Dipastikan Unggul, pengakuan tersebut adalah ungkapan jujur para pelaku sebagai prajurit TNI. Dia memastikan mereka akan mempertanggungjawabkan perbuatan membunuh empat preman tersebut dengan kesatria.
"Ini pengakuan yang sejujur-jujurnya dari prajurit tersebut bahwa di dalam rangka membantu investigasi," tuturnya.