Presiden SBY Buka Pekan Kebudayaan Aceh
Jumat, 20 September 2013 - 19:30 WIB
Sumber :
- Antara/ Agus Bebeng
VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membuka pergelaran Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) VI di Taman Ratu Safiatuddin Kota Banda Aceh, Jumat 20 September 2013. Presiden SBY didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono dan sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu.
Presiden dan rombongan disambut ribuan pelajar SMA dan SMP yang berdiri di trotoar jalan menuju Taman Ratu Safituddin, tempat pembukaan perhelatan budaya Aceh empat tahunan itu.
Dalam sambutannya, Presiden meminta generasi muda di Aceh agar tetap menganut nilai luhur budaya Aceh.
"Pekan Kebudayaan Aceh juga sekaligus memberi kesempatan pada generasi muda untuk menyayangi, memahami kemudian memiliki nilai kebudayaan rakyat Aceh," kata Presiden.
Menurut SBY, budaya Aceh harus dijaga dan dilestarikan karena budaya di Tanah Rencong ini merupakan khazanah budaya bangsa. Dia juga bangga dengan budaya Aceh yang diakui dunia internasional.
"Tari Saman yang diakui sebagai warisan budaya tak-benda oleh UNESCO. Ada tari Sedati dan budaya lainnya. Hingga sepekan ini di Pesta Kebudayaan Aceh kita akan saksikan budaya Tanah Rencong," tuturnya.
Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Rakyat asal Aceh, Teuku Riefky Harsya yang hadir di acara tersebut mengatakan, sebuah kebanggaan masyarakat Aceh tetap melestarikan budaya yang sudah dijunjung tinggi sejak berabad-abad lalu.
"Kami juga sangat berharap perdamaian Aceh dapat terus terjaga dengan menjunjung tinggi persaudaraan, martabat dan toleransi demi kemajuan Aceh ke depan," kata anggota Komisi VII.
Tak hanya itu, di bidang infrastruktur, Riefky juga mendukung pemerintah untuk perluasan bandara dan peningkatan operasi pelabuhan untuk ekspor-impor dan pariwisata.
"Yang menjadi fokus perhatian infrastruktur di Aceh saat ini adalah pelabuhan laut, energi dan transportasi udara. Sehingga jika itu dibenahi maka dapat mengundang investasi yang berdampak kepada lapangan pekerjaan. Bahkan keberadaan mereka sangat strategis untuk jalur logistik bencana dan pariwisata," tuturnya.
PKA merupakan ajang pesta kebudayaan terbesar di Aceh yang diikuti oleh 23 kabupaten dan kota di provinsi berpenduduk sekitar 5 juta jiwa tersebut.(np)
Baca Juga :
Presiden dan rombongan disambut ribuan pelajar SMA dan SMP yang berdiri di trotoar jalan menuju Taman Ratu Safituddin, tempat pembukaan perhelatan budaya Aceh empat tahunan itu.
Dalam sambutannya, Presiden meminta generasi muda di Aceh agar tetap menganut nilai luhur budaya Aceh.
"Pekan Kebudayaan Aceh juga sekaligus memberi kesempatan pada generasi muda untuk menyayangi, memahami kemudian memiliki nilai kebudayaan rakyat Aceh," kata Presiden.
Menurut SBY, budaya Aceh harus dijaga dan dilestarikan karena budaya di Tanah Rencong ini merupakan khazanah budaya bangsa. Dia juga bangga dengan budaya Aceh yang diakui dunia internasional.
"Tari Saman yang diakui sebagai warisan budaya tak-benda oleh UNESCO. Ada tari Sedati dan budaya lainnya. Hingga sepekan ini di Pesta Kebudayaan Aceh kita akan saksikan budaya Tanah Rencong," tuturnya.
Sementara itu, anggota Dewan Perwakilan Rakyat asal Aceh, Teuku Riefky Harsya yang hadir di acara tersebut mengatakan, sebuah kebanggaan masyarakat Aceh tetap melestarikan budaya yang sudah dijunjung tinggi sejak berabad-abad lalu.
"Kami juga sangat berharap perdamaian Aceh dapat terus terjaga dengan menjunjung tinggi persaudaraan, martabat dan toleransi demi kemajuan Aceh ke depan," kata anggota Komisi VII.
Tak hanya itu, di bidang infrastruktur, Riefky juga mendukung pemerintah untuk perluasan bandara dan peningkatan operasi pelabuhan untuk ekspor-impor dan pariwisata.
"Yang menjadi fokus perhatian infrastruktur di Aceh saat ini adalah pelabuhan laut, energi dan transportasi udara. Sehingga jika itu dibenahi maka dapat mengundang investasi yang berdampak kepada lapangan pekerjaan. Bahkan keberadaan mereka sangat strategis untuk jalur logistik bencana dan pariwisata," tuturnya.
PKA merupakan ajang pesta kebudayaan terbesar di Aceh yang diikuti oleh 23 kabupaten dan kota di provinsi berpenduduk sekitar 5 juta jiwa tersebut.(np)