Kemhub: Pemudik 10 Juta Lebih, Kecelakaan 2.003 Kasus
Jumat, 1 Agustus 2014 - 19:47 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Ahmad Rizaluddin
VIVAnews – Data Kementerian Perhubungan menunjukkan, jumlah pemudik pada musim Lebaran 2014 mencapai lebih dari 10 juta jiwa. Menteri Perhubungan EE Mangindaan menyatakan, pemerintah telah berupaya optimal mempersiapkan segala sumber daya guna mendukung kelancaran arus mudik.
Dari 10 juta lebih pemudik, 8.942.156 orang mudik menggunakan angkutan umum, sedangkan 1.752.025 orang mudik dengan kendaraan pribadi berupa mobil dan sepeda motor.
Hingga Jumat 1 Agustus 2014, sudah terjadi 2.003 kasus kecelakaan dengan rincian 2.595 orang luka ringan, 704 luka berat, dan 429 meninggal dunia. Kerugian materiil ditaksir mencapai Rp4.705.976.100.
Masih tingginya kasus kecelakaan dan kematian di jalur mudik, menurut Mangindaan, memang belum bisa dihindarkan. “Pemerintah sudah optimal, tapi kecelakaan tak bisa dihindarkan. Misalnya pengendara motor sering tidak memperhatikan kecepatan. Semua berkejar-kejaran ingin cepat sampai tujuan, dengan membonceng dan membawa beban di luar kapasitas,” kata dia di kantor Kemenhub, Jakarta.
Mangindaan menyatakan, mental seperti itu harus dihindari di kemudian hari sebab keselamatan adalah hal terpenting dalam urusan transportasi.
Terkait infrastruktur penunjang arus mudik, Menhub menyatakan upaya pemerintah pun sudah maksimal. Hal ini, menurut dia, terlihat dari beberapa proyek yang pengerjaannya bisa diselesaikan sebelum Lebaran, misalnya jalur kereta ganda Jakarta-Jawa Timur.
“Jalur kereta api double track itu sangat berguna untuk mengangkut penumpang yang jumlahnya bertambah sebesar 20 persen tahun ini. Dengan jalur itu, logistik juga bisa terus terangkut sehingga kegiatan ekonomi berputar selama musim lebaran ini,” ujar Mangindaan.
Dia juga memuji kesigapan petugas di lapangan dalam mengantisipasi masalah-masalah yang tak terprediksi seperti runtuhnya Jembatan Comal di Pemalang, Jawa Tengah.
“Titik Comal yang ambruk, itu paling saya prihatinkan. Tadinya kami sudah siapkan jalur alternatif untuk berbelok di Tegal. Namun ternyata H-5 sudah selesai perbaikannya. Itu sangat membantu. Kemhub bersama Korlantas Polri selalu siaga membuat rekayasa jalur dan alternatif-alternatif penanganan saat terjadi masalah seperti itu,” ujar Mangindaan. (ita)
Baca Juga :
Dari 10 juta lebih pemudik, 8.942.156 orang mudik menggunakan angkutan umum, sedangkan 1.752.025 orang mudik dengan kendaraan pribadi berupa mobil dan sepeda motor.
Hingga Jumat 1 Agustus 2014, sudah terjadi 2.003 kasus kecelakaan dengan rincian 2.595 orang luka ringan, 704 luka berat, dan 429 meninggal dunia. Kerugian materiil ditaksir mencapai Rp4.705.976.100.
Masih tingginya kasus kecelakaan dan kematian di jalur mudik, menurut Mangindaan, memang belum bisa dihindarkan. “Pemerintah sudah optimal, tapi kecelakaan tak bisa dihindarkan. Misalnya pengendara motor sering tidak memperhatikan kecepatan. Semua berkejar-kejaran ingin cepat sampai tujuan, dengan membonceng dan membawa beban di luar kapasitas,” kata dia di kantor Kemenhub, Jakarta.
Mangindaan menyatakan, mental seperti itu harus dihindari di kemudian hari sebab keselamatan adalah hal terpenting dalam urusan transportasi.
Terkait infrastruktur penunjang arus mudik, Menhub menyatakan upaya pemerintah pun sudah maksimal. Hal ini, menurut dia, terlihat dari beberapa proyek yang pengerjaannya bisa diselesaikan sebelum Lebaran, misalnya jalur kereta ganda Jakarta-Jawa Timur.
“Jalur kereta api double track itu sangat berguna untuk mengangkut penumpang yang jumlahnya bertambah sebesar 20 persen tahun ini. Dengan jalur itu, logistik juga bisa terus terangkut sehingga kegiatan ekonomi berputar selama musim lebaran ini,” ujar Mangindaan.
Dia juga memuji kesigapan petugas di lapangan dalam mengantisipasi masalah-masalah yang tak terprediksi seperti runtuhnya Jembatan Comal di Pemalang, Jawa Tengah.
“Titik Comal yang ambruk, itu paling saya prihatinkan. Tadinya kami sudah siapkan jalur alternatif untuk berbelok di Tegal. Namun ternyata H-5 sudah selesai perbaikannya. Itu sangat membantu. Kemhub bersama Korlantas Polri selalu siaga membuat rekayasa jalur dan alternatif-alternatif penanganan saat terjadi masalah seperti itu,” ujar Mangindaan. (ita)