Polisi Ungkap Sulitnya Identifikasi Korban AirAsia

Petugas SAR Gabungan Evakuasi Jenazah Korban AirAsia Dengan Pakaian Steril
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVAnews – Kepala Laboratorium DNA Pusdokkes Mabes Polri, Komisaris Besar Polisi Putut T Widodo, mengatakan, proses identifikasi jenazah penumpang AirAsia QZ8501 lebih sulit daripada identifikasi korban pesawat Sukhoi Superjet dan MH17.

“Korban MH17 mudah karena relatif masih utuh tubuhnya. Korban Sukhoi Superjet sedikit sulit karena selain tercerai berai juga terbakar. Kalau AirAsia lebih sulit dari keduanya karena terkena air laut,” kata Komisaris Besar Polisi Putut T Widodo, Minggu 11 Januari 2015.

Menurut Putut, kendati jenazah AirAsia relatif utuh, namun mengalami pembusukan lebih cepat karena terlalu lama terendam air laut.

“Kalau di laut itu tulangnya mudah rapuh. Tapi, kalau jenazah dalam kondisi terkubur tanah sampai ratusan tahun pun masih bisa diidentifikasi DNA-nya,” katanya.

Untuk jenazah AirAsia, Tim Disaster Victim Identification (DVI), kata dia mengambil sampel Deoxyribo-Nucleic Acid (DNA). Ini sangat penting untuk menunjang dan mempercepat proses identifikasi korban yang kebetulan satu keluarga.

Selain itu juga, jenazah di hari ke-14 ini kondisinya kian membusuk.
Dia juga menjelaskan, dalam prosedur DVI sebenarnya semua korban AirAsia harus diautopsi.

“Namun, karena kasusnya jelas, daftar penumpangnya jelas, dan jumlah korbannya jelas, maka dituntut dilakukan cepat dan cermat untuk identifikasi,” kata pria kelahiran Tulungagung 22 Agustus 1962 ini. (one)

Mohammad Zumrotul Abidin/Surabaya