Seri Walisanga: Sunan Kudus Selamat Ditolong Sapi

Makam Sunan Kudus
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dody Handoko

VIVA.co.id - Sunan Kudus adalah putera Raden Usman haji yang bergelar Sunan Ngudung dari Jipang Panolan. Ada yang mengatakan letak Jipang Panolan ini di sebelah utara kota Blora. Di dalam Babad Tanah Jawa, disebutkan bahwa Sunan Ngudung pernah memimpin pasukan Majapahit.

Sunan Ngudung selaku senopati Demak berhadapan dengan Raden Husain atau Adipati Terung dari Majapahit. Dalam pertempuran yang sengit dan saling mengeluarkan aji kesaktian itu, Sunan Ngudung gugur sebagai pahlawan syahid.

Kedudukannya sebagai senopati Demak kemudian digantikan oleh putranya, Sunan Kudus, yang bernama asli Ja’far Sodiq.

Di Kudus pada waktu itu penduduknya masih banyak yang beragama Hindu dan Buddha. Untuk mengajak mereka masuk Islam tentu bukannya pekerjaan mudah.

Terlebih mereka yang masih memeluk kepercayaan lama dan memegang teguh adat-istiadat lama, jumlahnya tidak sedikit. Di dalam masyarakat seperti itulah Ja’far Sodiq harus berjuang menegakkan agama.

Pada suatu hari, Sunan Kudus atau Ja’far Sodiq membeli seekor sapi (dalam riwayat lain disebut Kebo Gumarang). Sapi tersebut berasal dari Hindia, dibawa para pedagang asing dari kapal besar. Sapi itu ditambatkan di halaman rumah Sunan Kudus.

Rakyat Kudus yang kebanyakan beragama Hindu itu tergerak hatinya, ingin tahu apa yang akan dilakukan Sunan Kudus terhadap sapi itu. Sapi dalam pandangan Hindu adalah hewan suci yang menjadi kendaraan para dewa.

Menyembelih sapi adalah perbuatan dosa yang dikutuk para dewa. Lalu apa yang dilakukan Sunan Kudus?

Apakah Sunan Kudus hendak menyembelih sapi di hadapan rakyat yang kebanyakan justru memujanya dan menganggap binatang keramat. Itu berarti Sunan Kudus melukai hati rakyatnya sendiri.

Dalam tempo singkat halaman rumah Sunan Kudus dibanjiri rakyat, baik yang beragama Islam maupun Buddha. Setelah jumlah penduduk yang datang bertambah banyak, Sunan Kudus keluar dari dalam rumahnya.

Sedulur-sedulur yang saya hormati, segenap sanak kadang yang saya cintai. Saya melarang saudara-saudara menyakiti apalagi menyembelih sapi. Sebab, diwaktu saya masih kecil, saya pernah mengalami saat yang berbahaya, hampir mati kehausan. Lalu seekor sapi datang menyusui saya,” ujar Sunan Kudus

Mendengar cerita tersebut para pemeluk agama Hindu terkagum-kagum. Mereka menyangka Ja’far Sodiq itu adalah titisan dewa Wisnu, maka mereka bersedia mendengarkan ceramahnya.

"Demi rasa hormat saya kepada jenis hewan yang pernah menolong saya, maka dengan ini saya melarang penduduk Kudus menyakiti atau menyembelih sapi."

Kontan para penduduk terpesona atas kisah itu.

Sunan Kudus melanjutkan, salah satu di antara surat-surat Alquran, yaitu surat yang kedua dinamakan Surat Sapi atau dalam bahasa Arabnya Al-Baqarah.

Masyarakat semakin tertarik, kok ada sapi di dalam Alquran. Mereka jadi ingin tahu lebih banyak, dan untuk itulah mereka harus sering-sering datang mendengarkan keterangan Sunan Kudus.

Demikianlah, sesudah simpati itu berhasil diraih akan lapanglah jalan untuk mengajak masyarakat berduyun-duyun masuk agama Islam. (ase)