Menteri Tedjo: Kedua Kubu di Tolikara Berjanji Menahan Diri
Senin, 20 Juli 2015 - 16:36 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Banjir Ambarita (Papua)
VIVA.co.id
- Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM, Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan bahwa pasca kerusuhan yang terjadi di Karubaga, Tolikara, Papua, pihaknya langsung menggelar rapat koordinasi.
Pangdam Cenderawasih dan Kapolda Papua langsung menuju lokasi kejadian untuk mengadakan pertemuan dengan bupati, panitia seminar internasional GIDI, tokoh adat, tokoh agama, dan aparat keamanan di Tolikara.
Dalam pertemuan tersebut, kata Tedjo, didapat kesepakatan bahwa kedua kelompok dapat menahan diri untuk membuat situasi dan kondisi Tolikara pasca insiden tenang dan kondusif.
Sejalan dengan itu, Kepala BIN Daerah (Kabinda) Papua mengadakan pertemuan dengan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua di Kota Jayapura dengan tujuan untuk mengimbau agar warga tidak terpancing dengan kejadian di Karubaga Tolikara.
Kemudian pada Sabtu 18 Juli 2015, setelah mendapat laporan tentang langkah yang diambil pejabat daerah maka kemenkopolhukam melakukan rapat koordinasi dengan kementerian atau lembaga untuk menyikapi dan mengambil langkah-langkah pasca insiden di Karubaga Tolikara.
Baca Juga :
Kemudian semua pihak seperti pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh adat dan aparat keamanan sepakat membangun kebersamaan
menuju kedamaian di Karubaga Tolikara.
Tak hanya itu, kata Tedjo, pemerintah baik pusat dan daerah akan segera melakukan perbaikan musala dan bangunan kios yang
terbakar, serta akan melakukan perawatan terhadap para korban insiden.
"Polri akan melakukan penegakan hukum terhadap para pelaku dan aktor intelektual di balik insiden di Karubaga Tolikara," ujar dia.
Polri, kata dia akan melakukan penyelidikan terhadap tindakan yang dilakukan oleh aparat keamanan, apakah sudah sesuai dengan prosedur.
Sementara, Kementerian agama berkoordinasi dengan ormas-ormas keagamaan, FKUB, dan tokoh agama serta tokoh masyarakat untuk terus menjaga dan memelihara kerukunan hidup antar umat beragama.