Indonesia Harus Restorasi Lahan Gambut
Rabu, 21 Oktober 2015 - 17:40 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
VIVA.co.id
- Lembaga internasional perlindungan lahan, Wetlands International, meminta pemerintah untuk merestorasi lahan gambut yang ada di Indonesia.
Langkah itu diperlukan untuk pencegahan secara jangka panjang terhadap ancaman kebakaran hutan dan lahan yang kini merundung Sumatera dan Kalimantan.
"Strategi konservasi dan restorasi lahan gambut nasional bisa mencegah kebakaran hutan dan lahan," kata Presiden Wetlands International I Nyoman Suryadiputra dalam keterangan tertulisnya, Rabu 21 Oktober 2015.
Menurut Nyoman, meski saat ini Indonesia memiliki berbagai peraturan lahan gambut, strategi koordinasi yang diperlukan secara menyeluruh antara kementerian dan pemerintah baik di tingkat lokal maupun regional masih sangat kurang.
"Karena itu, kami mengusulkan agar ada Dewan Penasihat Pengelolaan Lahan Gambut Nasional, dengan tugas utama mengembangkan Strategi Konservasi dan Restorasi Lahan Gambut Nasional," katanya.
Baca Juga :
"Dewan itu juga akan membantu pemerintah Indonesia dalam me-
dan merampingkan kebijakan gambut untuk memastikan peraturan yang koheren dan kuat serta memfasilitasi pembangunan berkelanjutan," tuturnya.
Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Raffles Barotestes Panjaitan pun mengatakan bahwa tidak ada yang bisa disalahkan atas bencana kebakaran hutan.
“Sekarang dalam masalah kebakaran hutan dan lahan, kita tidak perlu menyalahkan siapa-siapa. Yang terpenting adalah mengupayakan pencegahan dan pengendaliannya supaya tidak terjadi lagi di masa datang,” ujar Raffles.
Ia menambahkan, menghentikan kebakaran hutan secara total pada saat ini tidak bisa dilakukan. Amerika juga tidak bisa menghentikannya.
"Penanganan yang prinsip adalah bagaimana supaya jangan sampai bandara dan sekolah tutup, terutama bagaimana agar masyarakat tidak terkena gangguan kesehatan pernapasan. Kuncinya adalah komitmen, niat dan kemauan dari level pusat sampai ke desa," katanya.