dr Andra Hembuskan Nafas Terakhir Saat Pesawat Tiba

dr Dionisius Giri Samodra (24) atau Andra (atas tengah)
Sumber :
  • Warid Pahlawi

VIVA.co.id - Kepala Dinas Kesehatan provinsi Maluku dr. Meikyal Ponto mengaku apa yang dialami dokter Dionisius Giri Samudra menjadi pelajaran berharga bagi Pemkab Kepulauan Aru, pemerintah provinsi Maluku maupun pemerintah pusat, khususnya Kementerian Kesehatan untuk lebih memperhatikan nasib para dokter yang bertugas di daerah terpencil dan jauh dari jangkauan sarana transportasi.

"Saat kondisi kritis almarhum tidak bisa dirujuk ke Tual atau Ambon untuk memperoleh penanganan intensif. Kami sangat terpukul dan berduka," kata Ponto di Ambon, melalui sambungan telepo,  Jumat 13 November 2015.

Sebenarnya kata Ponto, Pemkab Aru telah berupaya mencarter pesawat milik TNI Angkatan Laut maupun perusahaan untuk mengevakuasi dokter muda itu ke Tual atau Kota Ambon guna memperoleh penanganan lanjutan karena fasilitas rumah sakit yang ada di Kota Dobo tidak memadai.

"Saat pesawat sudah ada, ternyata dokter Andra telah meninggal," ujar Ponto.

Berdasarkan laporan yang diterima dari pimpinan RSU Cendrawasih, almarhum meninggal dalam tugas dipengaruhi penyakit komplikasi, gejala awal seperti menderita morbili.

"Minggu 7 November almarhum dirawat dengan gejala demam tinggi dan timbul bercak-bercak. Setelah dilakukan pemeriksaan intensif ternyata menderita komplikasi," ujar Ponto.

Di tempat terpisah, Direktur RSU Cendrawasih dr. Hen mengungkapkan pihaknya sudah berupaya maksimal mengobati almarhum. Tapi nasib berkata lain.

Almarhum adalah satu di antara 16 tenaga dokter yang sedang menjalankan tugas di RSU Cendrawasi dalam program magang. Selama di RSU Cendrawasih mereka tidak dikhususkan untuk menangani pasien secara ahli.

"Mereka masih dokter magang, nanti kembali baru mengambil dokter ahli, mereka ditugaskan di Dobo sejak Juni 2015, dan akan mengakhiri tugas Juni 2016," ucap dr. Hen.