Panglima TNI: Kelak Konflik di Dunia Dipicu Krisis Energi

Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo
Sumber :
  • Dok: TNI

VIVA.co.id - Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo, memberikan analisa terkait pergeseran peta konflik dunia pada masa depan. Menurutnya, konflik dunia akan dipicu dengan perebutan sumber energi fosil.

Hal itu diungkapkan Gatot di hadapan 2.000 anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) saat menjadi pembicara “Sosialisai Empat Pilar MPR RI dan Seminar  Bela Negara” yang diprakarsai Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI) di Hotel Four Point Sheraton Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu 12 Desember 2015.

Dalam keterangan tertulis yang dikirimkan Puspen TNI ke meja redaksi, Panglima TNI mengatakan bahwa lebih dari 70 persen konflik di dunia nanti akan berlatar belakang masalah energi. 

"Peningkatan energi pada kurun waktu 2007-2009 memicu kenaikan harga pangan dunia mencapai 75 persen. Diprediksi seiring dengan habisnya sumber energi fosil, konflik  yang terjadi berlatar belakang penguasaan energi fosil. Konflik masa depan akan bermotif penguasaan sumber pangan, air bersih dan energi hayati yang semuanya berada satu lokasi yaitu di daerah ekuator,” kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
 
Sementara itu, lanjut Panglima TNI, di belahan dunia ini ada tiga kawasan ekuator yaitu Indonesia, Afrika Tengah dan Amerika Latin. Sebab, kawasan ini mempunyai kesuburan sepanjang tahun, dan bisa bercocok tanam sepanjang tahun.

Dihadapkan pada kondisi geografis Indonesia yang memiliki potensi vegetasi sepanjang tahun dan kekayaan alamnya, maka Indonesia merupakan sumber energi, sumber pangan dan sumber air bersih yang akan menjadi incaran kepentingan nasional negara-negara asing di masa depan.
 
Panglima juga menyampaikan bahwa di masa yang akan datang bangsa Indonesia menghadapi tantangan berat, yaitu membludaknya jumlah penduduk dunia. Saat ini, jumlah penduduk dunia sudah mencapai 7 milliar jiwa.

Dalam penelitian idealnya, bumi hanya mampu menghidupi 3-4 milliar penduduk. “Dengan semakin membludaknya jumlah pertumbuhan penduduk dan habisnya cadangan energi minyak bumi  pada tahun 2043, maka akan menyebabkan krisis pangan dunia,” ujarnya.
 
Menurutnya, banyak cara dilakukan negara asing untuk menguasai kekayaan alam Indonesia, salah satu cara yaitu dengan membuat Proxy War. Saat ini sudah terasa adanya Proxy War dan harus diwaspadai karena sudah menyusup ke sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Caranya dengan menguasai media di Indonesia dengan menciptakan adu domba TNI-Polri, rekayasa sosial, perubahan budaya, pemecah belah partai dan penyelundupan narkoba sudah jauh-jauh hari dilakukan,” kata Panglima TNI.
 
Masih menurut Gatot, semua ingin menguasai Indonesia. "Apakah 28 tahun lagi, pada 2043, anak dan cucu kita bisa hidup layak? Kalau kita tidak bangkit dan bela negara, maka kita tak bisa selamatkan anak cucu kita,” lanjutnya.

Oleh karena itu, agar Indonesia ke depan tidak mudah diadu domba akibat Proxy War dan semakin memburuk karena kehabisan sumber energi hayati, pangan, sumber air, maka harus adanya revolusi mental dengan menjalankan dan mengamalkan Pancasila dari Sila Pertama sampai Kelima dengan benar, berdemokrasi sesuai dengan Pancasila maka kemakmuran dan keadilan akan bisa terwujud di Indonesia.

"Jadi sebenarnya untuk mengatasi masalah Proxy War  bangsa Indonesia sudah memiliki semuanya, yakni dengan Pancasila dan semangat gotong royong. Oleh sebab itu, mari hidupkan lagi Pancasila dan semangat gotong royong melalui Civitas Akademik ini,” kata Panglima TNI.
 
Turut hadir dalam acara tersebut antara lain Wakil Ketua MPR RI, Oesman Sapta Odang, Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI Agus Surya Bakti, Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Pudji Hartanto Iskandar, Walikota Makassar Ramdhan Pomanto, anggota DPD RI Bahar Ngitung, Aster Panglima TNI Mayjen TNI Wiyanto dan Kapuspen TNI Mayjen TNI Tatang Sulaiman.