Tips Aman: Jangan Masukkan Barang Berharga di Bagasi Bandara

Penumpang Lion Air di Batam
Sumber :
  • VIVA.co.id/Berton Siregar
VIVA.co.id - Otoritas Bandara Adisutjipto di Yogyakarta menerapkan standar operasional prosedur yang ketat untuk mencegah pencurian barang-barang milik penumpang yang masuk bagasi pesawat.

Prosedur pertama adalah mengingatkan para penumpang agar tidak menaruh barang-barang berharga di tas atau koper yang masuk bagasi. Prosedur itu diterapkan saat para calon penumpang melewati mesin pemindai x-ray sebelum masuk ruang tunggu pesawat.

“Petugas nantinya akan mengingatkan agar barang berharga tidak dimasukkan dalam bagasi namun dibawa sendiri," kata General Manager Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto, Agus Pandu Purnama, di Yogyakarta pada Rabu, 6 Januari 2015.

Prosedur kedua ialah peringatan serupa agar calon penumpang tidak menyimpan barang-barang berharga di tas atau koper yang masuk bagasi saat mereka check in. Prosedur ini wajib dilakukan petugas check in pada masing-masing maskapai.

"Nanti setiap petugas yang ada di masing-masing maskapai yang melayani penitipan bagasi (counter check in) harus terlebih dahulu mengingatkan bagi calon penumpang pesawat yang menitipkan bagasi agar barang berharga tidak ditaruh di bagasi," ujarnya.

Setelah itu barang-barang bagasi milik penumpang dibawa petugas porter atau kuli angkut menuju pesawat yang akan dinaikinya. Sebelum melaksanakan tugas, petugas porter diperiksa dan dipastikan bersih.

"Jadi kalau saat pemeriksaan membawa handphone dan saat selesai kerja handphone bertambah, maka akan ketahuan," katanya.

Prosedur ketiga adalah memperketat pengawasan melalui kamera pengawas (CCTV). PT Angkasa Pura I Bandara Adisutjipto memasang CCTV di semua sudut sehingga semua kegiatan porter, bahkan penumpang, tetap terpantau. Namun memang ada yang tidak terpantau, yaitu porter yang menata bagasi di dalam pesawat.

"Nah, untuk mengatasi itu, porter akan dilakukan pemeriksaan sebelum kerja dan sesudah kerja," kata Agus.

Dia mengakui sindikat pencurian bagasi pesawat berpotensi terjadi di bandara besar dengan lalu lintas penerbangan yang padat. Potensi pencurian bagasi karena CCTV dan petugas keamanan kurang memadai.

"Contoh, kalau di Yogya itu semua kegiatan porter terpantau, calon penumpang juga terpantau. Pesawat Batik Air yang kemarin tergelincir pun sudah dibuatkan video secara detail dan sangat jelas. Hal itu dimungkinkan karena Bandara Yogya tak sebesar Bandara Soetta (Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten),” ujarnya.

Bagi porter yang memang terbukti melakukan tindak pencurian, jelas tidak akan ada ampun dan langsung diproses hukum sesuai undang-undang yang berlaku.

"Kita juga akan mem-blacklist (masuk daftar kuli angkut nakal) dan umumkan ke semua bandara di Indonesia agar tidak menerima porter-porter yang terlibat pencurian sebagai pegawai," ujarnya.