Komunikasi Aman Abdurrahman-Bahrun Naim Lewat Keluarga

Sumber :
  • ANTARA FOTO/DOK SOLOPOS/Dwi Prasetya

VIVA.co.id - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Hamonangan Laoly mengakui bahwa memang ada komunikasi antara Aman Abdurrahman dengan Bahrun Naim yang diduga terduga otak pelaku Bom Sarinah 14 Januari 2016 lalu. Padahal Aman Abdurrahman sendiri saat ini sedang mendekam di LP Nusakambangan.

"Ya di Nusakambangan, komunikasi mereka melalui tamu dan keluarga," kata Yasonna di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu 27 Januri 2016.

Aman Abdurrahman ditahan bersama dengan Abu Bakar Baasyir di LP Nusakambangan. Sementara Bahrun Naim ditengarai masih berada di Suriah dan sedang menjadi buronan Polisi.
 
Yasonna mengatakan selain melalui keluarga dan teman, pihaknya belum mengetahui media lain yang bisa jadi digunakan oleh dua orang yang diketahui mendukung Daulat Islamiyah (IS) atau Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) tersebut.

"Saya tidak tahu. Tapi kami kerjasama sama dengan tim pengacak sinyal. Jadi itu kalau ada teknologi yang lebih mampu ya saya tidak tahu," tambahnya.

Yasonna menegaskan, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Kepolisian Republik Indonesia sendiri membatasi dan mengawasi setiap komunikasi para terduga teroris yang sedang meringkuk di penjara.
 
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan membenarkan adanya laporan bahwa terjadi komunikasi antara Aman Abdurrahman dengan Bahrun Naim.

"Ada cerita Bahrun Naim begitu canggih, ada kontak dengan Aman di Nusakambangan," kata Luhut.

Mantan Kepala Staf Kepresidenan itu mengatakan polisi akan menelusuri kebenaran informasi yang mereka dapatkan.

Oman Rahman alias Aman Abdurrahman Bin Ade Sudarma merupakan ideolog yang menyuarakan Al-Qaeda di Indonesia. Aman belajar agama di Libya dan penghafal Alquran lebih dari 1.600 hadits. Selain itu, dia telah menerjemahkan lebih dari 50 kitab karangan Abu Muhammad Maqdizi yang merupakan pemimpin ISIS.

Atas rekam jejaknya itu, Aman dinilai sebagai figur sentral dalam organisasi kelompok radikal termasuk ISIS di Indonesia. Aman sendiri diketahui terlibat sejumlah kasus terorisme di Tanah Air.

Pada Maret tahun 2003, Aman ditangkap karena sebuah bom rakitan meledak di rumah kontrakannya di Jalan Bakti ABRI Kampung Sindang Rasa, Kelurahan Suka Maju, Cimanggis, Depok.

Aman kembali berurusan dengan Densus 88 dan ditangkap pada tahun 2010 di Tangerang karena terlibat membantu pelatihan militer yang digelar di Pegunungan Jalin Jantho, Aceh Besar.

Aman kemudian dijatuhi vonis 9 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Saat ini Aman ditahan di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.