Erupsi, Bromo Lontarkan Kerikil Setinggi 200 Meter

Sumber :
  • VIVA.co.id/D.A. Pitaloka

VIVA.co.id - Erupsi Gunung Bromo mengalami peningkatan aktivitas berupa lontaran batu kerikil dengan ketinggian mencapai 200 meter dan semburan lava pijar sejak beberapa pekan terakhir. Namun aktivitas tersebut hanya terjadi di kawah Bromo dan tidak keluar dari kawah.

Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru tetap menutup kawasan 3 km yaitu di lautan pasir dan padang savana sekitar Bromo dari pengunjung dan status Bromo tetap Siaga.

Kepala BB TNBTS Ayu Dewi Utari mengatakan aktivitas erupsi Bromo kali ini terbilang jauh lebih aktif jika dibandingkan dengan erupsi di tahun 2010 lalu. Kini, hanya dalam waktu dua bulan sejak naik status menjadi siaga pada 4 Desember lalu, gunung sudah memuntahkan kerikil dan lava pijar di kawah.

“Biasanya asap dan abu vulkanik itu terjadi selama tiga bulan. Memasuki bulan ke empat dan kelima baru ada lontaran. Aktivitas akan mulai menurun di bulan ke enam,” kata Ayu, Senin 1 Februari 2016.

Lontaran batu kerikil dan lava pijar terpantau berlangsung selama dua pekan terakhir. Namun semburan material erupsi Bromo itu berlangsung di dalam kawah Bromo. Lontaran kerikil dengan ketinggian mencapai 200 meter masih sulit diamati bila menggunakan mata telanjang akibat luasnya kawah Bromo. 

"Lontaran material sejauh ini tidak sampai ke desa sekitarnya. Masih berada di dalam kawah, bahkan tidak sampai di kaldera atau padang savana," ujarnya.

Aktivitas tersebut tidak berpengaruh pada status Bromo yang tetap dalam level Siaga sejak 4 Desember 2015 lalu. Selain lontaran kerikil dan lava pijar juga terdengar suara gemuruh dengan kekeuatan sedang hingga kuat dari arah kawah.

Sinar api samar juga terlihat saat petang. Ayu menyebut kondisi status kegawatan Gunung Bromo baru akan berubah jika lontaran material telah terjatuh di luar kawah.

"Status akan berubah menjadi awas jika lontaran material sampai ke kaldera," katanya.