Rebus Pecandu Narkoba, Metode Unik Rehabilitasi Ala Kemensos

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Tudji Martudji

VIVA.co.id - Kementerian Sosial terus mengembangkan metode rehabilitasi bagi para pecandu narkotika di seluruh Indonesia. Beberapa metode terbilang unik. Seperti merendam pecandu di dalam air panas bercampur rempah.

Setidaknya dua tempat Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) pecandu narkotika binaan Kemensos yang menggunakan metode rebus. Yakni di Purbalingga, Jawa Tengah, dan di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Di Mojokerto, metode rebus ini dikembangkan panti rehabilitasi Padepokan Among Budoyo Sastro di Desa Sentono Rejo, Kecamatan Trowulan. Caranya, pecandu yang ingin direhab direndam di dalam air bercampur rempah-rempah bersuhu 85 derajat celsius.

"Karena ada ramuan rempah-rempahnya, walaupun air yang dibuat berendam penderita napza itu berderajat 85 celsius, tapi aman. Saya sendiri coba menyelupkan tangan lima menit dan tidak apa-apa," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Minggu, 13 Maret 2016.

Klarifikasi

Dia menjelaskan, banyak varian metode yang dikembangkan ratusan IPWL di bawah koordinasi Kemensos. Selain merendam pecandu dengan air panas, ada juga metode asupan ramuan jamu bagi pecandu serta metode spiritual.

"Kita harus bersyukur kaya bahan dan metode yang diramu warga untuk merehabilitasi korban napza," ujar Khofifah.

Ia juga mengklarifikasi berita salah satu media yang menerangkan Kemensos menerapkan metode rebus ini untuk lesbi, gay, biseksual dan transgender (LGBT).

"Yang pakai metode rendam air panas itu korban napza dan rehabilitasi pecandu narkotika, bukan LGBT. Kalau penulisnya menulis LGBT direbus, saya tidak tahu," ujarnya.

Hingga saat ini, ada 118 IPWL di seluruh Indonesia di bawah koordinasi Kemensos. Selain dalam hal metode, ke depan Kemensos juga berencana untuk menambah IPWL untuk rehabilitasi pecandu.

Laporan : Nur Faishal / Surabaya