Sandera Selalu Diajak Salat Lima Waktu oleh Abu Sayyaf
- VIVA.co.id/Fajar Sodiq
VIVA.co.id - Bayu Oktavianto, satu di antara sepuluh mantan sandera kelompok militan Abu Sayyaf, mengaku selalu diajak salat berjemaah oleh kelompok penyandera. Bahkan, selama dalam penyanderaan tidak mengalami tindak kekerasan dari kelompok Abu Sayyaf.
Bayu menceritakan Abu Sayyaf selalu memberi makan kepada para sandera. Mereka memberikan makan berupa nasi yang dibungkus dengan daun pisang, serta ketupat.
"Kalau mereka makan, ya kami makan. Tetapi kalau mereka tidak makan, ya kami ikut tidak makan," kata Bayu, yang merupakan salah satu awak kapal Brahma 12 yang disandera Abu Sayyaf sejak sebulan lalu, ditemui di rumahnya di Klaten, Jawa Tengah, pada Rabu, 4 Mei 2016.
Selain makan, katanya, para sandera juga selalu diajak salat lima waktu. Salat itu dilakukan secara berjemaah. Ketika akan melaksanakan salat, borgol para sandera juga dilepas.
Selama ditawan kelompok Abu Sayyaf, penyandera juga menyampaikan tuntutan yang ditujukan kepada perusahaan tempat para sandera bekerja. "Mereka sampaikan kepada teman-teman sandera jika perusahaan tidak bayar, penyandera akan memotong kepala para sandera," ujar Bayu.
Bayu menjelaskan bahwa selama disandera Abu Sayyaf, lokasi mereka berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Jika siang, mata para sandera ditutup, dan dibuka saat malam.
"Posisi kami saat itu di hutan terus. Untuk menghibur diri, ya, kita bercanda kepada teman-teman sandera," ujar Bayu.
Ketika akan dibebaskan, Bayu dan rekan-rekannya tidak mengetahui apa-apa. Soalnya setiap hari hanya pindah dari satu lokasi ke lokasi lain. "Jadi ketika diangkut dengan truk dan dilepas di jalan dekat rumah gubernur, kami tidak tahu karena hanya bisa pasrah diajak pindah ke sana-kemari," katanya.
Bayu mengaku tidak kapok untuk tetap berlayar, sebab bekerja di kapal sudah menjadi pilihannya. "Tetapi untuk sementara waktu akan istirahat dulu di rumah biar tenang," katanya. (ase)