Indonesia Protes ke Filipina, Ogah Ekspor Batu Bara
- Istimewa
VIVA.co.id – Pemerintah Indonesia memutuskan untuk melanjutkan kebijakan moratorium pengiriman batu bara ke Filipina. Menteri Luar Negeri, Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan hal itu dilakukan menyusul kembali disanderanya anak buah kapal (ABK) warga Indonesia oleh kelompok bersenjata Filipina baru-baru ini.
"Hasil rapat memutuskan untuk melanjutkan moratorium pengiriman batubara akan terus jalan sampai ada jaminan keamanan dari pihak Filipina," kata Retno usai rapat koordinasi dengan Menko Polhukam, Menteri Pertahanan dan Panglima TNI di Kantor Kemen Kopolhukam, Jakarta, Jumat 24 Juni 2016.
Retno meminta Otoritas Filipina agar bisa memberikan jaminan keamanan. Selama ini diketahui bahwa sebagian besar kebutuhan batubara Filipina dipasok dari Indonesia.
"Lebih dari 90 persen kebutuhan batubara Filipina Selatan mengandalkan ekspor dari Indonesia. Oleh karena itu moratorium akan terus dilakukan sampai pemerintah Filipina dapat memberikan jaminan keamanan," kata dia lagi.
Hingga saat ini, Kementerian Luar Negeri juga masih menelusuri kelompok yang diduga melakukan penyanderaan tersebut.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arrmanatha Nasir, menjelaskan kronologi penculikan dan penyanderaan tujuh ABK asal Indonesia oleh kelompok bersenjata di wilayah perairan Filipina Selatan.
"Pertama berawal dari kapal Tugboat Charles 001, menarik kapal tongkang Robby 152 yang membawa muatan batubara, ketigabelas kru semuanya berada di kapal Charles. Lalu pada pukul 11.30 (waktu setempat), tiga orang diculik, kemudian pada 12.45 diambil lagi empat orang sambil kapal bergerak," kata Arrmanatha di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Jumat 24 Juni 2016.
Ia menjelaskan, perbedaan antara insiden penyanderaan kali ini dengan penyanderaan sebelumnya yaitu adanya penculikan yang dilakukan oleh kelompok yang berbeda.
"Hari ini rencananya perusahaan akan bertemu dengan Direktur PWNI (Perlindungan Warga Negara Indonesia)," kata Arrmanatha.
(ren)