Gunung Bromo Lontarkan Batu Pijar

Erupsi Gunung Bromo pada Desember 2015.
Sumber :
  • D.A. Pitaloka

VIVA.co.id – Aktivitas vulkanik Gunung Bromo di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, terus meningkat dibandingkan dengan kondisi satu bulan terakhir.

Berdasarkan pantauan Pos Pengamatan Gunung Bromo PVMB pada Rabu, 13 Juli 2016, dilaporkan terdengar suara dentuman lemah hingga sedang. Teramati sinar api samar dan lontaran material pijar setinggi sekitar 50 meter dari puncak kawah.

Selain itu, terlihat juga lontaran batu pijar jatuh di dalam kawah Gunung Bromo. Sedangkan secara seismik, terukur tremor amplitudo maksimum 1-15 mm dominan 2 mm. Tercatat sebanyak 49 kali hembusan dengan amplitudo maksimum 15-26mm Lg 25-60 detik, dan 21 kali letusan amplitudo maksimum 22-35mm Lg 30-50 detik.

Secara visual, kondisi cuaca cerah-mendung, angin tenang, suhu 8-20 derajad. Asap kawah teramati putih, kelabu kecokelatan sedang dan tebal, serta tekanan sedang hingga kuat. Tinggi asap berkisar 300-1.000 meter dari puncak kawah ke arah barat daya dan timur.

Hingga saat ini masih terjadi hujan abu tipis di beberapa desa seperti Desa Lodokombo, Desa Wonokerso dan Desa Sumberanom, Kecamatan Sumber, Probolinggo. Namun begitu, aktivitas masyarakat masih normal dan tidak ada pengungsian. Kondisi Bandara Abdul Rachman Saleh di Malang juga normal. Penerbangan lancar.

“Tapi perlu diwaspadai jika angin ke arah barat hingga barat daya yang dapat berpengaruh pada lalu lintas penerbangan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.

Meski terjadi peningkatan seismik, namun status Gunung Bromo tetap pada level Waspada level II. Tidak ada kenaikan status. Masyarakat di sekitar Gunung Bromo dan pengunjung tidak diperbolehkan memasuki kawasan dalam radius 1 km dari kawah aktif Gunung Bromo.

“BPBD Kabupaten Probolinggo, BPBD Provinsi Jawa Timur dan BNPB terus melakukan koordinasi menyempurnakan rencana kontinjensi. Kesiapsiagaan dan sosialisasi kepada masyarakat terus dilakukan,” kata Sutopo.

Aktivitas Gunung Sinabung

Sementara itu, aktivitas Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, juga masih sangat tinggi. Masih berpotensi tinggi terjadinya letusan disertai luncuran awan panas dan hujan abu. Data seismik pada Rabu, 13 Juli 2016, sejak pagi hingga siang sudah terjadi 18 kali guguran, dan indikator lain yang menunjukkan aktivitas vulkanik tinggi. Status Awas (level IV).

Masih ada 9.319 jiwa atau 2.592 kepala keluarga masyarakat sekitar Gunung Sinabung yang mengungsi di sembilan pos pengungsian. Mengingat aktivitas vulkanik masih tinggi maka direkomendasikan agar masyarakat dan pengunjung tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, dan masyarakat dalam jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara, dalam jarak 6 km untuk sektor tenggara-timur. Serta dalam jarak 4 km untuk sektor utara – timur laut Gunung Sinabung, agar dievakuasi ke lokasi yang aman. 

“Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar,” kata Sutopo. (ase)