Teroris Batam Bantu Suku Uighur Gabung Kelompok Santoso

Anggota Tim Densus 88 Antiteror tengah menangkap terduga teroris. (Ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA/M N Kanwa

VIVA.co.id - Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Inspektur Jenderal Polisi, Boy Rafli Amar memastikan enam orang Kelompok Gigih Rahmat (KGR) di Batam, Kepulauan Riau, masih mempunyai hubungan dengan terorisme bom bunuh diri Solo, Nur Rohman.

Tak hanya itu, jaringan KGR berperan membantu warga Uighur China, untuk bergabung dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan almarhum Santoso, alias Abu Wardah.

"Nur Rohman pernah bekerja sama dengan mereka, dalam membawa orang Uighur menuju ke Poso. Semua yang ke Poso, jasanya lewat dia. Ini jalurnya kami dengar dari Thailand Selatan, masuknya ke Malaysia, kemudian ke Indonesia, kemungkinan besar jalur laut," kata Boy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin 8 Agustus 2016.

Boy menuturkan, kelompok Batam masih mempunyai hubungan dengan jaringan teroris Bahrun Naim yang berada di Syiria.

"Kelompok ini (KGR) kepanjangan tangan dari misi-misi Bahrun Naim yang mereka sebar luaskan di beberapa kelompok yang ada di Indonesia. Salah satunya Bahrun Naim," ujar Boy.

Mantan Kapolda Banten ini menambahkan, komunikasi antara Bahrun Naim dengan jaringan kelompok Batam ini dengan menggunakan jejaring sosial, salah satunya chating dan facebok.

Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri, pekan lalu, mengamankan enam orang terduga teroris jaringan Katibah Gigih Rahmat di Batam, Kepulauan Riau.

Mereka pun langsung diperiksa secara intensif, karena kelompok ini ditengarai sedang membangun rencana untuk meluncurkan roket dari Batam ke Singapura.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri, Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli Amar mengatakan, hasil pemeriksaan menyimpulkan satu di antara enam terduga teroris ini ternyata tidak terkait dengan aksi teror, sehingga dibebaskan.

Baca Juga:

(asp)