Mayoritas Netizen Menolak Full Day School

Belajar matematika
Sumber :
  • dailymail.co.uk
VIVA.co.id
- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menggagas wacana untuk mengubah durasi waktu belajar di sekolah negeri maupun swasta, menjadi
full day
school atau sekolah sepanjang hari.

Muhadjir ingin memanfaatkan waktu luang anak sepulang sekolah, dan mengisinya dengan pelajaran tambahan yang bersifat ekstra kulikuler. Penambahan waktu belajar di sekolah juga membuat Sabtu dan Minggu bisa dijadikan sebagai hari libur.

Namun, belum jelas konsep dan penerapan wacana Muhadjir ini, masyarakat pengguna media sosial sudah beramai-ramai menuangkan pendapat mereka. Sehingga menjadikan #FullDaySchool menjadi topik paling diperbincangkan atau trending topic pengguna Twitter di Indonesia. 

Lewat berbagai opini, netizen umumnya menolak penambahan jadwal belajar di sekolah. Secara umum, mereka menilai kebijakan ini hanya menambah beban pelajar.

"Seharian penuh di sekolah itu terlalu memaksakan. Anak-anak juga butuh kehidupan bersosial dengan lingkungan sekitar rumah," ucap Erlan Sutrisna dengan akun @Rrrlann, Selasa, 9 Agustus 2016.

"Mending pikirin anak-anak yang pergi sekolah harus nyeberang sungai bergelantungan. Buat jembatan, bangun sekolahnya!" ucap admin akun @infojabar.

"Bisa contoh Finlandia. Belajar cuma 5 jam, enggak ada PR, tapi sukses punya sistem pendidikan (yang katanya) terbaik di dunia," ucap Emzy Ardiwinata yang menggunakan akun @emzydinata.

Meski mayoritas netizen menolak gagasan baru ini, sebagian juga ada yang mendukung penerapan sekolah sampai sore hari ini, salah satunya akun @bocah_aha.

"Kalau kita baca perencanaan bapak menteri kita yang baru dengan seksama, semua pasti sepakat."

Selain itu, ada Abdul Halim Alkatiri, dengan akun @hasbijunior, yang meminta, "Rasakan dulu gimana #FullDaySchool baru cuap, atau tanya yang sudah ngerasaain. Jangan buru-buru ngeluh."