KKP: Perompak Bertopeng Modus Baru Kejahatan di Laut

Kapal nelayan bersandar di Jepara, Jawa Tengah
Sumber :
  • Antara/ Andreas Fitri Atmoko

VIVA.co.id – Sekitar 400-an nelayan di pesisir utara Jawa, mengaku ada sekelompok perompak bertopeng di sekitar perairan Lampung, yang kerap merampas hasil tangkapan mereka. Kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan, nelayan rajungan itu mengaku setiap kali beraksi, para perompak merampas tangkapan mereka sebanyak 1 sampai 2 ton.

Aksi ini sudah berlangsung berkali-kali dalam tiga bulan terakhir. "Hasil pengakuan tadi itu 86 kali, rata-rata diambil 1 sampai 2 ton," kata Pelaksana Tugas Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan, Mohammad Zulficar di gedung KKP, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa, 23 Agustus 2016.

Jika dinominalkan, jumlah kerugian yang dialami para nelayan akibat aksi perompak bertopeng ini bisa mencapai puluhan juta rupiah. "Nilainya sekitar Rp25 juta per sekali perompakan," ungkap Zulficar.

Berdasarkan pengakuan para nelayan, kasus perompakan kelompok bertopeng ini baru terjadi di sekitar perairan Lampung saja. Mereka juga menyebut baru kali ini menemukan aksi perompakan menggunakan senjata api seperti yang dilakukan kelompok ini. "Dari serikat nelayan itu. Tapi, kasus-kasus terkait kejahatan laut itu kan banyak, nah ini modus baru lagi perompakan," ujarnya menjelaskan.

Selama aksi perompakan ini terjadi, sejauh ini belum ada korban jiwa yang timbul karena para nelayan lebih memilih kehilangan hasil tangkapan mereka di bawah todongan senjata api. "Sejauh ini nelayan memilih mengalah, karena khawatir ada korban jiwa. Mereka tapi berharap semoga ini segera berakhir," ujar Zulficar.

Sebelumnya diberitakan, sekitar 400-an nelayan dari berbagai lokasi, seperti dari Muara Angke, Tegal, Karawang, dan Cirebon datang melapor ke Kementerian Kelautan dan Perikanan, terkait masalah keamanan dalam menangkap rajungan di sekitar perairan Provinsi Lampung.

Nelayan di pesisir utara Jawa ini mengaku ada sekelompok perompak bertopeng di sekitar perairan Lampung, yang kerap merampas hasil tangkapan mereka. Kelompok bertopeng ini juga menggunakan senjata api dalam aksi mereka.

(mus)