Banjir Garut, Potret Buruk Aliran Hulu Sungai Cimanuk

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Sumber :
  • M Nadlir

VIVA.co.id – Kepala Pusat Data Informasi dan Humas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, banjir bandang yang melanda Kabupaten Garut, Jawa Barat, imbas dari buruknya aliran hulu Sungai Cimanuk, yang melintasi lima kabupaten di Jawa Barat.

"Tadi malam hujan lebat dan merata di lima kabupaten, yakni Garut, Sumedang, Kuningan, Cianjur, dan Tasikmalaya. Memang paling parah, ya di Garut," ujar Sutopo di kantor BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Rabu 21 September 2016.

Sungai Cimanuk, kata Sutopo, sudah sejak 1980, telah dinyatakan sebagai Daerah Aliran Sungai (DAS) kritis. Sehingga, sejak saat itu, jika terjadi hujan lebat, sering mengakibatkan banjir dan longsor.

"Kritis DAS Cimanuk dari KRS (koefisien regim sungai)," kata Sutopo.

Koefisien Regim Sungai/KRS adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan antara nilai debit maksimum (Qmaks) dengan nilai debit minimum (Qmin) pada suatu DAS/sub DAS.

Dari data BNPB, imbas banjir bandang di Garut dan longsor di Sumedang Jawa Barat, menyebabkan 19 orang meninggal dunia dan 16 orang hilang dan masih belum ditemukan. Rinciannya di Garut, sebanyak 16 meninggal dunia dan 15 hilang. Sedangkan di Sumedang, tiga orang meninggal dunia dan satu korban hilang belum ditemukan. (asp)