Begini Cara Polisi Bongkar 'Uang Gaib' Dimas Kanjeng

Kanjeng Dimas (kaus biru) dan anak buahnya, Syafii, setiba di Markas Polda Jatim, Surabaya, pada Kamis, 22 September 2016.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id – Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur tengah mendalami kemungkinan adanya uang palsu dalam praktik penggandaan uang yang dilakoni Taat Pribadi alias Dimas Kanjeng, tersangka dugaan pembunuhan dua anak buahnya, Ismail Hidayat dan Abdul Gani. Dalam kasus ini, ahli dari Bank Indonesia (BI) akan dimintai pendapat.

Penyidik curiga bahwa cerita penggandaan uang secara gaib yang diembuskan Padepokan Kanjeng Dimas Taat Pribadi asuhan tersangka kepada anak buah dan ribuan korbannya hanyalah akal-akalan saja. Selain bermaksud untuk menipu korban, tersangka juga berniat menguasai uang korbannya.

"Kita dalami (soal kemungkinan adanya uang palsu di padepokan)," kata Kepala Polda Jatim Inspektur Jenderal Polisi Anton Setiadji di Markas Polda Jatim, Surabaya, Senin 26 September 2016.

Untuk memastikan itu, lanjut Anton, pihaknya akan meminta keterangan saksi ahli dari BI. "Karena sekarang begini, kalau penggandaan uang itu bisanya seperti apa. Setiap uang yang dikeluarkan pemerintah kan ada nomor serinya. Kalau digandakan, nomor serinya pasti ganda," kata dia.

Penyidik, kata Anton, pasti akan memproses hukum dugaan penipuan penggandaan uang oleh Dimas Kanjeng tersebut. Pengusutan akan dilakukan karena korban tersangka banyak dan berdampak buruk secara sosial. Rencananya, korban penggandaan uang tersangka akan direhabilitasi.

Namun, untuk saat ini penyidik masih fokus pada sangkaan pembunuhan yang dijeratkan kepada Dimas Kanjeng. Untuk menguatkan itu, rencananya polisi akan melakukan rekonstruksi. "Masih fokus di kasus pembunuhannya," kata Anton.

Seperti diberitakan, Taat Pribadi atau Dimas Kanjeng ditangkap oleh petugas gabungan Polres Probolinggo dan Polda Jatim pada Kamis, 22 September 2016. Karena luasnya rumah dan padepokan yang ia kelola, polisi mengerahkan hampir 1.000 personel untuk menangkap Dimas Kanjeng.