Pendaki Semeru Asal Depok Meninggal

Kondisi Gunung Semeru di Jawa Timur dilihat dari titik Seruni, Minggu (26/6/2016)
Sumber :
  • VIVA.co.id/D.A Pitaloka

VIVA.co.id – Seorang pendaki Gunung Semeru, Jawa Timur, bernama Sahat M. Pasaribu (23 tahun) warga Sidamukti, Cilodong, Depok, Jawa Barat, meninggal dini hari tadi, di Pos Kalimati. Ini merupakan pos kedelapan dari sepuluh titik di rute pendakian Semeru.

“Menurut laporan, Sahat meninggal karena sakit. Sebelum meninggal, dia tampak pucat sekali, bengong, linglung, pandangan kosong, dan sudah tidak kuat berjalan,” kata petugas Polisi Hutan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Joko Puruwito, di Malang, Sabtu, 8 Oktober 2016.

Sebelum diketahui meninggal, rekan korban Luki Prasetia (26 tahun) mendaftarkan diri untuk mendaki bersama 12 rekannya, salah satunya Sahat, pada Rabu, 5 Oktober, di Kantor Resor Pengelolaan Taman Nasional Ranupani di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.

Sebelum berangkat mendaki, rombongan melakukan pemeriksaan akhir setelah registrasi, briefing, dan makan siang. Setlah itu, mereka baru diperbolehkan mendaki. Namun diduga Sahat sedang dalam kondisi tidak fit, sehingga gagal mendaki sampai puncak Mahameru.

"Memang tidak semua pendaki berlatar belakang murni sebagai pendaki. Kami sangat menyesalkan kematian Sahat. Kami imbau pendaki mematuhi ketentuan yang dibuat Balai Besar TNBTS, terutama ketentuan tentang kesehatan," papar Joko.

Joko menambahkan, setiap pendaki diwajibkan menyerahkan surat keterangan sehat. Sayangnya, surat ini bisa didapatkan dengan. Dia berharap pendaki jujur kepada petugas terkait kondisi kesehatannya sebelum akan melakukan pendakian. 

“Secara formal, kami tak boleh menolak pengunjung yang sudah membawa surat keterangan sehat asli, meski belum tentu yang bersangkutan benar-benar sehat. Jadi kami harap siapa pun pengunjung jujur saja saat ditanya petugas di Ranupani mengenai kesehatannya," ujar Joko.