Geger Gempa Bekasi, Ini Penjelasan BMKG
- ANTARA FOTO/Rudi Mulya
VIVA.co.id – Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengaku menerima banyak aduan terkait informasi gempa yang terjadi di Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 25 November 2016.
Dilaporkan informasi soal gempa itu membuat panik warga karena menyebar dalam pesan massal (broadcast).
Mengutip dalam keterangan persnya, BMKG memang mengakui telah terjadi gempa bumi darat di Kota Bekasi pada Jumat, 25 November 2016, sekira pukul 12.31 dengan kekuatan 4,8 skala richter.
"Episenter gempa terletak di darat, tepatnya pada jarak 10 kilometer arah Timur Laut Kota Bekasi," kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG.
Catatan BMKG, gempa itu terjadi di kedalaman 246 kilometer. Dengan kedalaman itu, maka gempa yang terjadi di Bekasi merupakan gempa yang jauh di bawah permukaan bumi.
"Gempa seperti ini tidak membahayakan. Apalagi kekuatannya hanya 4,8, maka gempa ini termasuk klasifikasi gempa ringan (light earthquake) yang tidak akan berdampak di permukaan," kata Daryono.
Dikatakan Daryono, gempa ini terjadi akibat aktivitas penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Pulau Jawa. Di bawah Pulau Jawa, seluruhnya merupakan zona sumber gempa lajur tunjaman lempeng kedalaman menengah.
Dari arah selatan, lempeng Indo-Australia mulai menunjam di Samudera Hindia, lajur tunjaman ini semakin ke utara semakin dalam. Tepat di bawah Bekasi, lajur tunjaman berada di kedalaman sekitar 240 km. Di kedalaman inilah gempa Bekasi terjadi pada Jumat siang.
"Untuk itu kepada masyarakat Jabodetabek diimbau agar tetap tenang dan tidak terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," ujar Daryono. (ase)