Basarnas Beberkan Tantangan Pencarian Pesawat Milik Polri

Kepala Basarnas, Marsekal Madya Felicianus Henry Bambang Soelistyo.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Felicianus Henry Bambang Soelistyo, membeberkan tantangan tim gabungan untuk mencari pesawat Sky Truck milik Polri yang hilang kontak di Perairan Kepulauan Riau (Riau).

"Tantangan pertama, di bawah laut, kondisi arus itu sangat memengaruhi bagaimana kita melakukan penyelaman," kata Soelistyo dalam konferensi pers di kantor Basarnas, Jakarta, pada Minggu, 4 November 2016.

Namun, berdasarkan analisis dan data pemetaan di bawah laut di daerah yang diduga tempat jatuhnya pesawat itu, kedalamannya mencapai 23 meter hingga 32 meter. Para penyelam tim SAR masih sanggup menyelam di kendalaman itu meski tanpa alat bantu khusus.

Pencarian di bawah air berarti kuat arus bawah dan jarak pandang harus diperhatikan. Kalau jarak pandang kurang satu-dua meter, sulit bagi penyelam untuk melihat dengan atau tanpa alat. Jarak pandang itu juga dipengaruhi tinggi gelombang.

Namun, Basarnas mempunyai sistem yang bisa menentukan berapa wilayah yang harus dicari dengan data awal dari setiap kejadian. "Apabila ada benda terapung, entah logam atau orang bisa kita tentukan titik tersebut," katanya.

Pesawat Sky Truck tipe M-28 dengan nomor Registrasi P4201 berangkat dari Pangkalpinang menuju Batam pada pukul 09.24 WIB, Sabtu, 3 Desember 2016. Pesawat diperkirakan tiba di tujuan pada pukul 10.58 WIB. Namun pesawat itu hilang kontak sebelum tiba di tujuan.

Informasi pesawat jatuh itu berawal dari laporan warga yang menemukan bagian badan pesawat sekira pukul 12.30 WIB. Sejumlah barang yang diduga berasal dari pesawat itu ditemukan warga di antara Pulau Mensanak dan Pulau Sebangka.

Tim SAR mencari lagi pesawat nahas itu. Titik pencarian diperluas dengan mengerahkan 15 kapal. Pencarian pesawat yang berisi 13 penumpang dibantu juga melalui pemantauan udara dari pesawat Singapura dan helikopter Basarnas.