Teroris Jadi 'Pil Pahit' bagi Islam Indonesia

Polisi terlibat baku tembak dengan pelaku peledakan bom di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (14/1/2016).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri berhasil menangkap 1.128 orang terkait kasus terorisme dan radikalisme di Tanah Air. Dari jumlah itu belum termasuk pelaku bom di Alam Sutera Tangerang dan bom panci di Bekasi, Jawa Barat.

"Dari 1.128 orang (ditangkap), itu sebelum bom Bekasi yang sudah tertangkap oleh Densus. Itu semuanya muslim," kata Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Arfin Hamid di Polres Makasar pada Senin, 19 Desember 2016.

Oleh karena itu, kata Arfin, tidak bisa dipungkiri bahwa wajar Islam dikaitkan dengan masalah terorisme di Indonesia. Pasalnya, orang yang melakukan tindak pidana kejahatan itu diketahui semuanya beragama Islam.

"Umat Islam dan kita semua harus telan pil pahit dalam menghadapi radikal terorisme. Sangat susah menyatakan Islam tak ikut langsung dalam radikalisme di Indonesia," ujarnya.

Menurut Arfin, langkah upaya pencegahan yang harus ditekankan seksama, baik dari Badan Nasional Penanggulangan Teroris, Polri dan instansi lain. Pula perlunya pendekatan kepada pelaku secara individual.

"Dialog, ceramah, nasihat dan diskusi," tuturnya soal upaya pencegahan itu. (ase)