Kemarau Panjang Ancam Riau dan Sumatera Selatan pada 2017

Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Kepala BNPB Willem Rampangilei menyaksikan kesiapan posko siaga darurat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan, Sabtu (18/2/2017)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Aji YK

VIVA.co.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengingatkan sepanjang 2017, Provinsi Riau dan Sumatera Selatan akan mengalami kemarau panjang. Kondisi ini bisa memicu kebakaran hutan yang cukup berdampak.

Perkiraan BNPB, kemarau panjang pada 2017 akan mengkhawatirkan. Sebab kondisinya akan berbeda dengan 2016 yang masih diselingi oleh musim hujan.

Sementara itu, pada tahun ini, saat kemarau, hujan diperkirakan baru muncul pada Agustus. "Dari data prakiraan cuaca, 2017 akan lebih berat karena kemarau panjang, sehingga harus meningkatkan antisipasi," kata Kepala BNPB Willem Rampangilei ketika Apel Siaga Pasukan Tanggap Darurat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di Palembang Sumatera Selatan, Sabtu, 18 Februari 2017.

Atas itu, kata dia, Presiden Joko Widodo langsung memberikan arahan, dan kemudian berdasarkan usulan daerah, ada status tanggap darurat untuk Riau dan Sumatera Selatan.

Sejauh ini, langkah siaga selain butuh kerja sama dengan pemerintah setempat, BNPB akan menurunkan dua unit helikopter water boombing untuk disiagakan di Sumatera Selatan.

"Kita jangan lengah. Apalagi akhir tahun ini Sumatera Selatan nanti akan ada Asian Games. Sekarang posko siaga sudah didirikan," ujarnya.

Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menambahkan bahwa Presiden Joko Widodo sebelumnya telah mengumpulkan para gubernur yang rawan terjadi bencana kebakaran dan lahan.

"Saya hanya mau memastikan persiapan di Sumatera Selatan seperti apa untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan. Sejauh ini sudah sangat baik. Pesan Presiden RI agar penangggulangannya menjadi perhatian," katanya.

General Manager Fire Management Asian Pulp and Paper (APP) Sinar Mas, Sujica Lusaka menambahkan, perusahaan akan memberikan dukungan dan bantuan dalam pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan.

Sinar Mas telah menyiapkan Situation Room Centre sebagai pusat pendistribusian informasi deteksi hotspot di seluruh lahan konsesi APP Sinarmas, dan mitra pemasok sudah ditempatkan. Ditambah lagi dengan dukungan 2.700 pemadam terlatih dan 2.000 Masyarakat Peduli Api (MPA).

"Beberapa perangkat pendukung yang disiapkan APP Sinarmas ada 6 unit helikopter untuk fire spotting dan water boombing dengan kapasitas 4.000 liter air. Ada 80 unit menara pendeteksi api, 266 pos pantau, 160 truk air, 500 unit kendaraan patroli, dan 1.150 unit pompa air," ujarnya. (art)