Kopel Jadi Alat Aniaya Taruna Akpol yang Tewas
- ANTARA/R. Rekotomo
VIVA.co.id – Tim identifikasi Polda Jawa Tengah terus mendalami siapa saja yang terlibat pada kematian Mohammad Adam, taruna Akademi Kepolisian (Akpol) yang tewas dengan luka di dada akibat kegagalan nafas .
Setelah selesai melakukan autopsi terhadap jasad Adam, kembali ditemukan fakta-fakta baru terakit penyebab tewasnya Taruna Akpol tingkat II ini. Seluruh barang bukti yang tekait dengan kematian Ada juga sudah diamankan dari lokasi kejadian.
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah, Komisaris Besar Polisi Djarod Padakova mengatakan, ada dua barang bukti penting yang diamankan. Satu kopel atau sabuk besar dan tongkat plastik dengan panjang sekitar 20 sentimeter.
"Tongkatnya berbahan plastik. Tongkat tersebut hampir mirip seperti kayu. Ya seperti benda tumpul," kata Djarod, Jumat, 19 Mei 2017.
Dua barang bukti itu diduga kuat terkait dengan pembunuhan Mohammad Adam, karena ditemukan di ruang flat A lantai dua. Sebuah ruangan kosong yang kerap digunakan sebagai gudang.
"Kopel dan tongkat itu punya siapa masih kita selidiki," ujarnya.
Diketahui, Mohammad Adam meregang nyawa setelah dilarikan ke Rumah Sakit Akpol Semarang pada Kamis dini hari pukul 02.45. Saat dilarikan ke rumah sakit, korban dalam kondisi pingsan dan ada beberapa luka lebam bekas pemukulan di dada.
Dari fakta autopsi tim forensik Rumah Sakit Bhayangkara Polri, Semarang diketahui, Adam meninggal karena mengalami kegagalan napas akibat hantaman benda keras pada bagian dadanya.
"Hasil autopsi korban mengalami luka lebam di dada. Korban juga mengalami luka di bagian paru-paru dalam, tepatnya di kiri dan kanan yang disebabkan oleh tekanan yang cukup kuat," kata Djarod.
Hasil autopsi memastikan kalau Adam meninggal karena tindak kekerasan atau dianiaya. Dugaan kuat korban dianiaya oleh para seniornya yang berasal dari taruna tingkat III.
Sejauh ini total 35 saksi telah diperiksa secara maraton. Mereka berasal dari rekan sesama taruna tingkat II yang mengetahui kejadian itu serta taruna tingkat III yang diduga melakukan penganiayaan yang berimbas meninggalnya korban Brigdatar Mohammad Adam.