Tradisi Buka Puasa ala Santri di Garut: Santap Nasi Liwet

Para santri Garut makan nasi liwet bersama saat berbuka puasa.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Diki Hidayat

VIVA.co.id – Memang terbilang unik tradisi buka puasa yang dilakukan para santri di Pondok Pesantren Galumpit, di Kampung Galumpit, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Setiap bulan Ramadan tiba, mereka selalu berbuka puasa bersama dengan menyantap nasi liwet --cara menanak nasi khas Sunda. Menyantap nasi liwet pun tak menggunakan piring, melainkan menggunakan plastik dan daun pisang. 

Menyantap dilakukan secara beramai-ramai dengan lauk pauk seadanya, seperti goreng ikan asin, goreng tempe, dadar telur dan tak ketinggalan sambal terasi, serta lalap yang dipetik langsung dari kebun. "Tradisi ini sudah dilakukan sejak tiga tahun lalu, nikmat kalau malan bareng-bareng," ujar Moch Tomy, pengasuh Pondok Pesantren Galumpit, Rabu 31 Mei 2017. 

Cara makan seperti ini lebih nikmat dan adanya kesetaraan antara sesama santri, ketimbang makan secara terpisah menggunakan piring. "Ini bentuk kebersamaan dan kesetaraan antara sesama santri," ungkap Tomy. 

Tomy menjelaskan, membuat nasi liwet seperti ini sangatlah mudah dan sederhana, para santri hanya menyediakan beras yang dicampur bumbu, daun sereh, daun salam dan ikan asin segar. Lalu dinanak dalam panci di atas tungku yang menggunakan kayu bakar. "Enteng, walaupun para santri umumnya laki-laki, mereka semua bisa membuat nasi liwet sendiri,," ucapnya. 

Biaya yang dikeluarkan sangat murah, karena yang dibeli dari warung hanya bumbu, dan tempe atau tahu, sementara lainnya didapat dari kebun yang dikelola pondok pesantren.

"Makanya agar bisa disantap secara merata oleh puluhan santri, liwet inilah yang paling irit biaya, " pungkas Tomy.