Mantan Anggota NII Yakin ISIS di Balik Serangan Teror Polri
- VIVA.co.id/Zahrul Darmawan
VIVA.co.id – Pengamat teroris Al Chaidar meyakini serangan yang terjadi pada dua anggota Brimob di Masjid Falatehan, Jakarta, Jumat malam, 30 Juni 2017 dilakukan oleh kelompok militan Daulah Islamiyah Irak dan al-Syam (ISIS).
Hal itu diungkapkannya berdasarkan pola serangan yang dilancarkan pelaku. "Itu serangan sporadis. Ciri khas ISIS. Karena polanya masih sama, yakni serangan menggunakan pisau dan dilakukan sendiri,” katanya, Sabtu 1 Juli 2017.
Aksi teror dengan menggunakan pisau juga sempat terjadi di Mapolda Sumatera Utara, di mana satu anggota Polri tewas akibat ditikam menggunakan pisau dapur oleh pelaku pada Minggu, 25 Juni lalu.
Kemudian, disusul aksi teror 'surat cinta' di Pos Lantas kota Serang, Banten. “Bagi mereka, Sumatera Utara, dan Banten adalah lokasi di mana banyak jemaah mereka yang sudah menyatakan siap untuk melakukan serangan bunuh diri,” ujarnya.
Akibat maraknya kasus teror, Al Chaidar menduga kuat jika kelompok yang melakukan serangan di Masjid Falatehan adalah kelompok jemaah ISIS di Indonesia yang menyebut dirinya Jemaah Ansarutaulah.
“Penyerangan itu sesuai dengan perintah dari pentolan ISIS di Suriah dan Filipina. Polanya lone wolf (serangan individu). Mereka yang melakukan ini biasanya langsung diperintah oleh Bahrun Naim,” katanya.
Mantan anggota Negara Islam Indonesia (NII) ini mengingatkan pemerintah akan adanya serangan masif oleh ISIS. Apalagi, kota Marawi di Filipina Selatan, sebagian besar sudah dikuasai militer Filipina dari tangan kelompok Maute, sempalan ISIS.
Tak hanya itu, Al Chaidar juga menyebut ISIS telah menyiapkan lebih dari 1.500 pasukan bunuh diri, sebagai bagian dari strategi teror.
"Itu memang strategi mereka. Polri harus siaga penuh. Bisa jadi mereka akan menyerang target lain dalam waktu dekat. Apalagi, setelah Marawi jatuh ke tangan pemerintah Filipina, mereka akan menggempur Indonesia habis-habisan,” ungkap dia.