Tellasan Topak, Tradisi Lebaran Ketupat Mendoakan Orang Mati

Warga makan bersama merayakan Lebaran Ketupat di masjid
Sumber :
  • VIVA.co.id/Nur Faishal

VIVA.co.id – Lebaran Ketupat dirayakan oleh sebagian muslim pada hari ketujuh bulan Syawal atau hari ketujuh setelah Idul Fitri di Indonesia. Artinya tepat jatuh pada hari ini, Minggu, 2 Juli 2017.

Rupa-rupa tradisi hasil perkawinan nilai Islam dengan budaya lokal digelar sesuai budaya daerah masing-masing. Ada yang merayakannya dengan gelaran acara meriah nan besar dan biasanya difasilitasi oleh pemerintah setempat.

Namun di kampung-kampung, Lebaran Ketupat dilaksanakan secara sederhana. Satu hal yang jadi penanda kesamaan antara satu dengan daerah lain yakni adanya jamuan ketupat.

Di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Lebaran Ketupat dirayakan oleh warga dengan dua cara. Bagi warga kota setempat, terutama muda-mudi, mereka berbondong-bondong ke tempat-tempat wisata. Salah satu tempat wisata yang ramai dikunjungi kala Lebaran Ketupat ialah pantai Seribu Cemara dan pantai Lombang.

Namun di kampung-kampung, kesan sederhana perayaan Lebaran Ketupat juga tampak jelas.

Di kampung-kampung Madura, Lebaran Ketupat disebut Tellasan Topak. Pada Sabtu malam, 1 Juli 2017, para ibu sudah sibuk di dapur memasak ketupat dan lauk penyedap makanan utama. Esoknya sehabis subuh, mereka kembali ke dapur menyempurnakan masakan Tellasan Topak.

Pagi sekira pukul 06.00 WIB, masakan berbahan utama ketupat itu diantar ke masjid. Di masjid, para ibu meracik semua antaran ketupat dan aneka lauk pauk yang dibaur jadi satu. Sementara para pria duduk bersila menghadap kiblat, merapal zikir dan doa kepada Allah.

Tahlil dibacakan dan doa dipanjatkan untuk dihadiahkan kepada para orangtua yang sudah meninggal dunia. Doa dimaksudkan kepada kedua orangtua dan para guru juga dipanjatkan.  

"Astaghfirullahal 'adziim li-abii wa ummii. Astaghfirullahal 'adziim li ustaadzii. Astaghfirullahal adziim lil-muslimiin wal-muslimaat. Astaghfirullahal 'adziim lil-mukminiin wal-mukminaat," ucap Kiai Arif, kiai setempat yang memimpin zikir dan doa pada Minggu 2 Juli 2017.

Dalam Bahasa Indonesia, zikir dan doa itu memohon ampun kepada Allah atas segala dosa kedua orangtua, para guru, seluruh umat Islam dan dan mukmin di dunia. Sehabis zikir dan doa, semua yang hadir lantas menyantap masakan ketupat secara bersama-sama.