Crane Roboh, Pembangunan LRT Palembang Terancam Molor

Crane proyek LRT di Palembang roboh, Selasa, 1 Agustus 2017
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Aji YK putra (Palembang)

VIVA.co.id – Peristiwa robohnya crane pembangunan light rail transit (LRT) zona 5 di Jalan Haji Bastari Palembang, Sumatera Selatan, membuat target penyelesaian yang diperkirakan awal Januari 2018 mendatang terancam molor.

Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan, warga di sekitar pembangunan LRT sendiri sebelumnya telah diimbau untuk mengosongkan rumah selama pembangunan berlangsung. Namun, tetap saja masih ada warga menetap di rumah mereka dengan alasan menjaga harta benda mereka.

"Kami sudah lakukan sosialisasi, tapi mereka memilih tetap bertahan. Terhambat akibat kejadian ini jelas, tetapi kita usahakan ada percepatan pembangunan," kata Alex, saat meninjau lokasi, Selasa 1 Agustus 2017.

Pihak Waskita Karya selaku kontraktor proyek pembangunan  LRT mengakui ada tiga titik lokasi rawan ambles akibat struktur tanah yang tidak rata. Titik rawan amblas tersebut, yakni berada di Zona 5 lokasi robohnya crane yang menimpa warga di Jalan H Bastari, Jakabaring, Zona 3 Jalan Kolonel Atmo, dan Zona 2 di Jalan Tanjung Api-Api.

"Dari kejadian ini, sebenarnya malah yang kami takutkan adalah di zona 2, karena di sana ada dua pembangunan, yakni LRT dan fly over. Tiga titik ini, kondisi struktur tanahnya tidak rata. Tetapi malah yang di zona 5 yang ambles," kata Kepala Proyek Utama LRT Palembang PT Waskita Karya, Masudi.

Masudi menjelaskan,untuk zona tiga sendiri saat ini aspal jalan kondisinya telah mulai mengelupas lantaran beban di atas pembangunan LRT. Mereka mengkhawatirkan kejadian serupa akan kembali terulang seperti di zona 5.  Plat landasan juga akan dipertebal untuk  mengimbangi kontur tanah yang tidak stabil.