Uniknya Salat Idul Adha di Pondok Pesantren Gedongan

Salat Idul Adha di Pondok Pesantren tertua di Cirebon
Sumber :
  • VIVA.co.id / Jeffry Yanto Sudibyo

VIVA.co.id – Ada yang unik dalam pelaksanaan salat Idul Adha di di Pondok Pesantren Gedongan yang berlokasi di desa Ender, Kecamatan Pangenan, Cirebon, Jawa Barat.

Pantauan VIVA.co.id, ada dua imam yang menjalankan salat Idul Adha ini, maka salat pun tidak dilakukan bersamaan antara jemaah wanita dan pria. Jemaah pria lebih dulu memulai salat, hanya berbeda setengah rakaat dari jemaah wanita.

Ya, meskipun salat Idul Adha ini saling berdampingan, namun tema kotbah berbeda dengan bahasa yang berbeda pula. Imam di jemaah wanita menggunakan bahasa daerah Sunda dan Jawa, sedangkan imam di jemaah pria menggunakan bahasa Indonesia.

"Inginnya sing geulis sing enak, ngerti enggak si emboke," sepenggal isi dalam ceramah Kiyai Haji Munzir Yasin yang menjadi imam di jemaah wanita.

Sedangkan isi ceramah di jamaah pria, tentu pembahasannya berbeda di mana Kiyai Haji Taufiqurohman Yasin yang juga pengurus PBNU menyampaikan soal makna hari raya Idul Adha dan manfaat kurban.

"Awalnya tidak di situ, jadi pindah-pindah ke bangunan baru. Karena sesungguhnya Langgar Kramat (musala dari pendiri pesantren) antara lelaki dan perempuan berbeda, jadi memang beda imam. Sebenarnya ini karena keterbatasan tempat saja," ujar Muhammad Idrus, keluarga besar Ponpres Gedongan kepada VIVA.co.id, Jumat 1 September 2017.