Amlapura Menjelma Jadi Kota Mati di Kaki Gunung Agung

Tugu Garuda Pancasila di Kota Amlapura, Kabupaten Karangasem, Bali.
Sumber :
  • Google Street View

VIVA.co.id – Hampir satu bulan sudah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi meningkatkan status aktivitas Gunung Agung ke level tertinggi, awas.

Sejak status awas ditetapkan pada 22 September 2017, seratusan ribu penduduk di sekitar gunung berketinggian 2.143 mdpl diungsikan, terutama mereka yang bermukim di dalam zona merah bahaya letusan, yakni yang berada dalam radius sembilan kilometer sektoral timur, barat, utara, selatan dari puncak gunung .

Mulai saat itu, wilayah Kabupaten Karangasem, Bali, menjelma bagai sebuah kota mati. Seisi kota kosong ditinggal penghuninya.

Pasar-pasar yang biasanya ramai, kini terlihat sangat lengang. Hanya beberapa orang saja yang terlihat melintas.

Hal ini juga terjadi di Kota Amlapura, satu wilayah di Kecamatan Karangasem, yang menjadi pusat kota dari Kabupaten Karangasem. 

Kondisi di Kota Amlapura tak jauh berbeda dengan wilayah sekitar kaki Gunung Agung. Padahal secara geografi, Amlapura berjarak 20 kilometer dari puncak gunung, atau jauh berada di luar zona merah bahaya letusan yang direkomendasikan PVMBG.

"Kota Karangasem memang sudah sepi. Sejak status awas kami langsung turun ke masyarakat mensosialisasikan hal itu. Kami dapat menangkap keresahan warga," kata Komandan Satuan Tugas Siaga Erupsi dan Tanggap Darurat Gunung Agung, Letnan Kolonel Infanteri Fierman Sjafirial, Selasa, 17 Oktober 2017.

Fierman menuturkan, warga di Kota Amlapura memilih ikut mengungsi karena diduga masih dilanda ketakutan pada peristiwa meletusnya Gunung Agung tahun 1963.

Kala itu, Kota Amlapura dikepung banjir lahar dingin. Bahkan, sebagian lahar dingin merendam separuh wilayah itu.

"Waktu letusan tahun 1963 atau 54 tahun lalu Kota Karangasem dilanda lahar dingin yang sangat luar biasa. Bahkan sebagian wilayah tertimbun lahar dingin. Tentu berkaca dari pengalaman bencana itu, warga mengungsi begitu Gunung Agung ditetapkan awas," ujar Komandan Kodim 1623/Karangasem tersebut.

Ada beberapa warga yang sempat memilih bertahan di wilayah Kota Amlapura, tapi akhirnya mereka ikut mengungsi. Karena semakin hari kebutuhan pokok seperti makanan kian sulit didapat akibat tak adanya toko bahan pokok yang beroperasi. 

Seperti diketahui, hingga saat ini Gunung Agung masih berada dalam fase kritis. PVMBG menganalisa, berdasarkan data aktivitas vulkanik yang tercatat, kemungkinan besar gunung akan meletus, hanya saja tak ada yang tahu kapan erupsi akan terjadi.