Tunggakan Utang Pengungsi Gunung Agung ke Bank Rp1 Triliun
- ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
VIVA – Sejak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi meningkatkan status aktivitas vulkanik Gunung Agung ke level IV atau awas, tercatat ada 138 ribu jiwa penduduk di Kabupaten Karangasem, Bali, yang mengungsi.
Menurut Bupati Karangasem, IGA Mas Sumantri, kondisi ini dipastikan membuat perekonomian wilayah yang dihuni 500 ribu jiwa itu lumpuh.
"Dari 500 ribu penduduk Karangasem, 138 ribu lebih penduduk dari 28 desa mengungsi. Tentu aktivitas ekonomi mereka lumpuh. Tapi warga yang tidak mengungsi juga merasakan dampak sama," kata Mas Sumantri kepada VIVA.co.id di Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Gunung Agung di Pelabuhan Tanah Ampo, Kabupaten Karangasem, Bali, Selasa 17 Oktober 2017.
Mas Sumantri menuturkan, meski masih ada lebih dari setengah dari seluruh jiwa penduduk yang tak mengungsi. Tapi, tetap saja roda perekonomian di kabupaten paling timur di Pulau Dewata ini jadi mandek. Karena, penduduk yang tak mengungsi juga tidak bisa bekerja dan menghasilkan uang.
"(Pendapatan ekonomi warga) Itu turun. Boleh saya katakan pekerjaan tidak ada lagi. Meski tak mengungsi pun tak ada kerjaan, ekonomi terancam," ujarnya.
Karena itulah, Mas Sumantri meminta kegiatan apapun yang dimiliki kementerian, provinsi dan kabupaten/ kota lain di Bali, sedapat mungkin bisa diarahkan ke wilayah yang dipimpinnya.
"Sekarang bagaimana kita memohon kegiatan apa yang bisa dibawa ke Karangsem dari kementerian, kegiatan CSR, dari provinsi dan lain-lain. Tentu Karangasem mesti diperhatikan," katanya.
Akibat kegiatan ekonomi warga yang terhenti itu, Mas Sumantri mengaku ada banyak warga yang pada akhirnya menunggak pembayaran utang.
"Kita sedang menghitung berapa jumlahnya. Kemarin saya dapat laporan sudah Rp1 triliun sekian. Itu utang mereka di bank. Angka pastinya belum dapat. Itu laporan kredit yang belum bisa dilunasi warga," ujar dia..
Ia menduga, angka sesungguhnya akan jauh lebih besar dari laporan sementara itu. "Datanya sesungguhnya saya yakin jauh lebih besar. Itu mungkin baru satu atau dua bank saja. Bank lainnya masih banyak. Begitu kondisi kita (Kabupaten Karangasem) sekarang," katanya.