PVMBG: Magma Gunung Agung Berjarak 4 Km dari Bibir Kawah

Gunung Agung Keluarkan Asap Kawah. Status Gunung Agung masih awas, sejak tiga minggu lalu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fikri Yusuf

VIVA – Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani mengatakan, Gunung Agung terus mengalami deformasi atau penggembungan di bagian puncak sebesar 6 centimeter. Maka, dapat disimpulkan bahwa magma sudah berada di bagian atas gunung.

"Dari perhitungan kami, analisis kami, sudah berada di jarak 4 kilometer di tubuhnya yang tadinya jauh berada di bawah. Itu berdasarkan analisis GPS tadi sudah semakin naik. Ditunjukkan oleh adanya up-lifting, juga gempa-gempa yang terjadi," kata Kasbani, Minggu 22 Oktober 2017.

Kendati demikian, dari data geo-kimia menujukkan belum ada gas magmatik berbahaya yang keluar dari kawah Gunung Agung. Setidaknya hal itu yang terekam pada penelitian pengukuran kadar gas dari jarak 12 kilometer dan 9 kilometer dari puncak kawah gunung setinggi 3.142 mdpl tersebut.

"Kami sudah melakukan penelitian mengenai aktivitas magmatik yang ada di situ. Kita melakukan pengukuran di jarak aman 12 kilometer sampai 9 kilometer, tidak ada data-data kimia yang kita dapatkan. Artinya itu masih belum signifikan," ujar Kasbani.

Penelitian dari jarak yang lebih dekat juga belum ditemukan adanya gas beracun yang tertangkap. "Kami juga melakukan penelitian dengan jarak yang lebih dekat di Pasar Agung ya, tentu dengan pengawasan ketat dari kami, ternyata di sana belum ada gas-gas yang berbahaya," ujarnya menambahkan.

Menurut Kasbani, belum keluarnya gas berbahaya meski aktivitas vulkanik tinggi mengindikasikan jika Gunung Agung bertipe tertutup. "Masih tertutup di atas. Meskipun ada celah-celah yang terbuka di atas yang ditunjukkan oleh data satelit, data dari drone yang mengindikasikan di kawah telah berkembang dibuktikan adanya rekahan, lubang-lubang dan lainnya, tapi gas belum keluar SO2 itu juga tidak terlalu kelihatan." (mus)