Budi Waseso Janjikan 'Kejutan' Penindakan Narkoba Tahun Baru

Kepala BNN Komisaris Jenderal Budi Waseso (kiri) dan Menko Polhukam Wiranto di Tangerang, Banten, pada Kamis, 28 Desember 2017.
Sumber :
  • VIVA/Sherly

VIVA – Kepala Badan Narkotika Nasional atau BNN Komisaris Jenderal Budi Waseso menyebut sedikitnya 36 diskotek diawasi ketat selama perayaan Tahun Baru 2018. Tempat-tempat hiburan malam itu dicurigai sering dimanfaatkan untuk penyalahgunaan narkoba.

Ketiga puluh enam diskotek itu ditandai setelah aparat BNN menginvestigasi 81 tempat serupa di Jakarta yang diindikasikan kerap dipakai untuk berpesta narkotika. Hasilnya, didapati 36 diskotek.

Sayangnya Waseso tak mau menyebutkan identitas ketiga puluh enam diskotek yang diawasi itu. "Tapi kami tegaskan pada perayaan Tahun Baru nanti ada kejutan dari kami dengan adanya penindakan di lapangan," ujarnya di Tangerang, Banten, Kamis, 28 Desember 2017.

Semua aparat BNN se-Indonesia, kata Waseso, dikerahkan untuk mengawasi tempat-tempat hiburan yang dicurigai dijadikan tempat penyalahgunaan narkotika. BNN juga bekerja sama dengan Kepolisian.

"Kami sebelumnya sudah melakukan investigasi juga, dan di dalam diskotik itu ada transaksi narkoba. Di dalamnya sudah ada jaringan mana dan pengedar mana. Semoga nantinya pada saat penindakan akan terkumpul semua di dalam diskotik tersebut," katanya.

Jalur tikus

Pemerintah mengingatkan aparat agar kian memperketat pengawasan pada jalur-jalur khusus yang disebut "jalur tikus" untuk penyelundupan narkoba. Jalur itu biasanya melalui laut atau pelabuhan, tetapi juga melewati wilayah perbatasan dengan negara tetangga.

"Karena kita dapati, berdasarkan laporan, penyelundupan bukan hanya di lautan tapi jalur tikus di darat, apalagi perbatasan nyatanya juga sering," kata Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto, dalam kesempatan yang sama.

Wiranto menggambarkan betapa jalur tikus penyelundupan narkoba itu cukup banyak. Dalam satu kunjungan kerja di salah satu provinsi, dia menerima laporan sedikitnya 1.400 jalur tikus di wilayah itu. 

Para penyelundup, kata Wiranto, biasanya dari Singapura, Malaysia, Tiongkok, dan Belanda. Kelompok atau sindikat dari negara-negara itu termasuk jaringan besar yang sanggup menyuplai berbagai jenis narkotika.

Pemerintah sedang menjalin kerja sama dengan negara-negara itu untuk memutus mata rantai atau jaringan penyelundup narkoba. Tujuannya agar penindakan lebih efektif, tak hanya menindak penyelundupan tetapi juga jaringan atau sindikatnya.