Berkarya Diprediksi Tak Lolos DPR, Tommy dan Titiek Soeharto Bereaksi

Siti Hediyati Hariyadi atau Titiek Soeharto (kanan) bersama Tommy Soeharto (kiri) berkumpul di Partai Berkarya
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

VIVA – Dua petinggi Partai Berkarya yang juga putra dan putri almarhum Presiden ke-2 RI Soeharto, Titiek dan Tommy Soeharto turun langsung ke lapangan untuk meninggikan potensi elektabilitas Partai Berkarya.

Menurut Sekjen Berkarya Priyo Budi Santoso, hal itu merupakan strategi yang diambil parpol baru itu setelah survei Litbang Kompas memprediksi Berkarya tak akan lolos ke DPR dalam Pileg 2019.

"Mas Tommy dan Mbak Titiek akan turun ke akar rumput. Itu salah satu strateginya," ujar Priyo saat dihubungi wartawan pada Jumat, 22 Maret 2019.

Tommy yang bernama lengkap Hutomo Mandala Putra merupakan ketua umum Berkarya. Sementara itu, Titiek atau Siti Hediati Hariyadi adalah ketua Dewan Pertimbangan Berkarya.

Meski demikian, Priyo menyampaikan, Berkarya tidak terlalu ambil pusing dengan hasil survei yang menunjukkan elektabilitas mereka rendah.

"Insya Allah kami memiliki keyakinan (tetap bisa lolos ke DPR). Kita akan bekerja alamiah saja," ujar Priyo.

Sebelumnya, Penelitian dan Pengembangan atau Litbang Kompas menggelar survei terbaru terkait Pemilu 2019 khususnya mengenai elektabilitas partai-partai politik dalam menghadapi pemilihan legislatif. Hasilnya, hanya enam partai yang mereka prediksi lolos ke DPR karena memenuhi syarat ambang batas parlemen sebesar 4 persen.

Enam partai lolos antara lain Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan 26,9 persen, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 17 persen, Partai Golongan Karya (Golkar) 9,4 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 6,8 persen, Partai Demokrat 4,6 persen, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 4,5 persen.

Sementara itu, 10 partai lainnya tidak lolos yaitu Partai Amanat Nasional (PAN) 2,9 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 2,7 persen, Partai Nasdem 2,6 persen, Partai Hanura 0,9 persen, Partai Bulan Bintang (PBB) 0,4 persen, Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) 0,2 persen. Kemudian partai-partai baru seperti Partai Perindo 1,5 persen, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) 0,9 persen, Partai Berkarya 0,5 persen, dan Partai Garuda 0,2 persen.