BPN Tolak Istilah Rekonsiliasi untuk Pertemuan Jokowi dan Prabowo

Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (tengah) dan Ma'ruf Amin (kiri) bejabat tangan dengan capres nomor urut 02 Prabowo Subianto seusai mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu, 13 April 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional atau BPN, Dahnil Anzar Simanjuntak menolak rencana pertemuan Joko Widodo dengan Prabowo Subianto, dengan istilah rekonsiliasi. Menurutnya, kondisi saat ini sebagai sebuah dinamika politik yang wajar.

"Narasi rekonsiliasi itu tidak tepat, kenapa? Rekonsiliasi itu bisa dilakukan, apabila ada konflik dalam kompetisi. Pemilu ini enggak ada konflik. Ini kompetisi politik biasa saja," kata Dahnil di media center Prabowo-Sandi, Jakarta, Kamis 201 Juni 2019.

Dahnil menganalogikan Pilpres 2019, seperti layaknya pertandingan olahraga tinju. Bila sudah ada ketetapan pemenang pertandingan, maka rekonsilisasi tak diperlukan dalam proses politik.

"Jadi, kau ibarat main tinju itu bertarung saling pukul sekeras mungkin, kemudian ada yang kalah ada yang KO. Selesai ditetapkan pemenang. Ya sudah, damai-damai saja. Jadi, narasi rekonsiliasi bagi saya tidak tepat dan silaturahim biasa saja," jelasnya.

Terkait kemungkinan dalam waktu dekat Jokowi dan Prabowo akan bersikaturahni, ia belum bisa memastikan. Namun, secara tak langsung pertemuan akan dilakukan, setelah ada putusan Mahkamah Konstitusi mengenai pemenang Pilpres 2019.

"Kita lihat nanti setelah kompetisi, ini masih dalam ring dalam. Masa dalam ring, masih-masih bertarung, kita sudah peluk-pelukan, belum. Jadi, belum tuntas," ujarnya.

Namun, ia memastikan, kondisi akan membaik pascaputusan Mahkamah Konsitusi mendatang. "Kita lihat nanti, pertarungan di ring sudah selesai. Kita akan kembali normal seperti biasa," kata Dahnil. (asp)