Fahri Hamzah: Soekarno Negarawan Besar, Sukmawati Kebingungan Besar

Fahri Hamzah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Lilis Khalis

VIVA – Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah menyebut, putri Presiden Soekarno, yakni Diah Mutiara Sukmawati Sukarnoputri alias Sukmawati dalam kebingungan besar.

Fahri menanggapi pernyataan kontroversial Sukmawati terkait siapa sosok yang berjasa dalam merebut kemerdekaan Indonesia, Nabi Muhammad SAW atau Insinyur Soekarno.

Menurut dia, kesalahan Sukmawati adalah ia tidak mengerti perbedaan antara Nabi sebagai utusan Tuhan dan tokoh negara pada umumnya.

Itulah beda anak dengan bapak. Sukarno adalah negarawan besar sementara Sukma dalam kebingungan besar. Mari kita perbanyak bacaan. Mari ambil pelajaran,” kata Fahri lewat Twitternya yang dikutip pada Selasa, 19 November 2019.

Ia menilai, kasus pidato Sukmawati yang kontroversial itu adalah pelajaran penting tentang warna Islam dan proklamator Republik Indonesia. Tentu, tidak saja anak cucunya, tapi semua perlu belajar lagi agar jangan salah.

Saya sebetulnya menyarankan kepada anak dan cucu #BungKarno agar sedikit ke tengah. Jangan terlalu ke kiri,” ujarnya.

Fahri mencontohkan Ketua DPR RI Puan Maharani yang akar Islam dari Sumateranya lebih kuat. Apalagi, almarhum ayah beliau, yakni Taufik Kiemas adalah anak keturunan Masyumi.

Akan menarik menyaksikan varian baru itu,” jelas mantan Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019 ini.

Sebenarnya, lanjut dia, ada masalah ‘perebutan identitas’ pada diri Bung Karno. Orang-orang merasa bahwa Bung Karno mewakili pikirannya. Beliau dianggap kiri, kadang-kadang kanan, marhaen, Islam dan lain-lain.

Tapi sangat disayangkan bahwa akar Islam beliau kurang terungkap, ‘Dari rumah Tjokro sampai Sumatera’,” katanya.

Selain itu, Fahri juga mengatakan Bung Karno menjadi pahlawan di negara-negara Islam di Timur Tengah. Saat mengunjungi negara-negara tersebut, Fahri menemukan Jalan Soekarno di jantung-jantung kota mereka.

Sekali lagi, bacaan yang luas membuat beliau mengalami pertemuan pikiran yang meluas. Menjadi tokoh dunia yang terkenal,” katanya.

Ia menambahkan, kelebihan Bung Karno adalah karena ia membaca semua hal. Masa-masa dalam penjara membuat beliau punya banyak waktu membaca buku khazanah Timur, Barat dan Islam.

Di timur, dia bersahabat dengan para pemimpin-pemimpin negara Asia-Afrika. Dan di Barat, ia menjadi sahabat pemimpin negara-negara Amerika,” tandasnya.

Diketahui, Sukmawati menjadi salah satu pembicara dalam acara diskusi dengan tema 'Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkap Radikalisme dan Berantas Terorisme' pada Senin, 11 November 2019.

Saat itu, dia sempat bertanya kepada peserta mengenai sosok yang berjasa merebut kemerdekaan Indonesia. "Yang berjuang di abad 20 itu, nabi yang mulia Muhammad atau Insinyur Soekarno untuk kemerdekaan Indonesia?" tanya Sukmawati.

Ketika dikonfirmasi perihal itu, Sukmawati mengaku tak punya maksud untuk membandingkan ayahnya dengan Nabi Muhammad. Tujuannya bertanya soal itu karena ingin mengetahui apakah generasi muda paham dengan sejarah Indonesia atau tidak.    

"Iya bertanya, saya ingin tahu jawabannya seperti apa, fakta sejarahnya, pada ngerti enggak sejarah Indonesia? Terus dijawab mahasiswa itu Insinyur Soekarno. Saya hanya bertanya, menurut fakta sejarah di abad 20 di mana pastinya kan nabi sudah tidak ada," ujarnya kepada VIVA.