Megawati Sempat Merasa Turun Pangkat Saat Diminta Pimpin BPIP

Ketum Megawati Soekarno Putri
Sumber :
  • ANTARA FOTO

VIVA – Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Dewan Pembina Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)  Megawati Soekarnoputri menceritakan kisah yang membuatnya bersedia “turun pangkat”. 

Yang dimaksud Megawati adalah dia sebagai Presiden ke-5 RI, namun diminta untuk menjadi ketua Unit Kerja Presiden (UKP). Unit yang relatif dianggap sangat kecil. Saat itu, diberi nama UKP PIP melalui Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila.

Mega menceritakan, saat itu ia sedang di luar negeri. Lalu, Seskab Pramono Anung menelepon dan meminta Megawati untuk memimpin unit itu. 

"Saya waktu itu sedang di luar negeri, ditelepon Seskab (Pramono Anung) diminta jadi ketua Dewan Pengarah. Saya bilang langsung 'kenapa saya Pram’ karena kami berdua seperti saudara,” kata Megawati dalam sambutannya pada acara Presidential Lecture “Internalisasi dan Pembumian Pancasila” di Istana Negara, Jakarta, Selasa 3 Desember 2019.

Dengan bercanda, Megawati mengaku permintaan itu agak “kebangetan” karena dirinya adalah Presiden ke-5 RI. Namun, ia akhirnya menerima tugas itu. 

"Karena sebagai ideologi bangsa ya saya langsung terima," katanya. 

Begitu tiba di Tanah Air, Megawati akhirnya diberitahu bahwa yang ikut dalam unit itu adalah beberapa tokoh seperti Buya Syafii Maarif, Try Sutrisno, termasuk saat itu KH Ma'ruf Amin. 

Kemudian ada juga Mahfud MD. Dengan nada bercanda, Mega mengatakan Mahfud kemudian “naik kelas” menjadi menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. 

Mega mengatakan bahwa saat itu ia merasa tidak sanggup kalau hanya sekelas UKP. Karena jika UKP, ia juga akan bubar kalau masa jabatan presiden selesai. Maka ia mengusulkan dibentuk badan. 

"Saya minta untuk badan karena lebih efektif dalam pelaksanaan. Sehingga terbentuklah 2018," katanya.