Isu PAN Merapat ke Koalisi Jokowi, Demokrat Singgung Hatta Rajasa

Ketum Zulkifli Hasan dan eks Ketum PAN Hatta Rajasa (tengah)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Jojon

VIVA – Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Hinca Panjaitan, enggan berspekulasi tentang isu Partai Amanat Nasional (PAN) masuk dalam gerbong pemerintahan. Isu PAN masuk koalisi Jokowi menguat usai Zulkifi Hasan kembali terpilih sebagai Ketua Umum periode 2020-2025.

Hinca justru menyoroti figur eks Ketua Umum PAN Hatta Rajasa yang punya kedekatan dengan Partai Demokrat.

"Apalagi saya dengar Pak Hatta juga ada di situ. Kita punya hubungan yang sangat dekat dengan Pak Hatta," kata Hinca di kompleks parlemen Senayan, Jakarta, Kamis 13 Februari 2020.

Hubungan Hatta dengan Demokrat tidak bisa dipisahkan dengan sang Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Keduanya berhubungan besan. 

Hinca bilang, hubungan itu juga dijalin oleh elite Demokrat kepada sejumlah pengurus inti partai berlambang matahari tersebut. Pun, Zulkifli usai terpilih di Kongres ke-V PAN baru-baru ini juga menunjuk Hatta Rajasa menjadi Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) yang sebelumnya dijabat Soetrisno Bachir.

"Saya dengan mas Edy Soeparno (Sekjen PAN demisioner) juga baik, dengan Bang Zul juga baik," kata dia.

Menurut Hinca, partainya tidak pada posisi mengurusi internal PAN. Setelah terpilihnya Zulkifli, Demokrat menghargai segala keputusan politik PAN, apakah bergabung di pemerintahan atau tidak. Sebab, salah satu agenda kongres disebutkan, selain memilih kepengurusan baru, membahas arah kebijakan partai ke depan terkait pemerintahan.

"Saya kira sulit menanggapi rumah tangganya PAN," ujarnya.

Sebelumnya, usai terpilih kembali sebagai Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan menyampaikan pesan terkait tantangan PAN ke depan.

Dia mengatakan, sudah saatnya PAN menentukan posisi untuk menentukan strategi yang akan dibentuk. Menurut dia, kini bukan lagi meributkan PAN jadi oposisi atau dalam pemerintahan.

Zulhas mengatakan bahwa PAN harus mulai berpikir tentang masa depan. PAN adalah partai politik yang nasionalis religius dan harus berpegang teguh pada hal itu. Bukan lagi menjadi partai yang terlalu condong ke satu sisi.

"Positioning itu penting untuk menghadapi tantangan yang berat 2024 itu tidak mudah. Kita kemarin masih ribut soal oposisi, tidak oposisi itu yang saya tidak setuju. Orang sudah bergerak jauh sudah mempersiapkan pertarungan 2024 koalisi sudah mulai kelihatan," kata Zulhas, sapaan akrabnya, di Hotel Claro, Sulawesi Tenggara, Rabu 12 Februari 2020