Cerita Eks Jubir Temani Gus Dur Kunjungi Kediri

Adhie Massardi bersama Gus Dur.
Sumber :
  • Adhie Massardi.

VIVAnews - Eks Juru Bicara mendiang Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Adhie Massardi, berbicara mengenai pengalamannya ikut Gus Dur mengunjungi Kota Kediri, Jawa Timur. Adhie mengaku pernah ikut sekali ke Kediri.

"Saya pernah ikut ketika mengunjungi pabrik rokok Gudang Garam. Selain itu lupa," kata Adhie kepada VIVAnews, Senin, 17 Februari 2020.

Adhie mengatakan Gus Dur mengunjung Kediri lebih dari sekali. Baginya, tidak ada masalah apa-apa atas kunjungan tersebut.

"Orang percaya daerah itu, daerah yang ditabukan," kata Adhie lagi.

Adhie mengakui selain Kediri ada daerah-daerah lain yang ditabukan untuk dikunjungi. Daerah itu antara lain Kudus, Jawa Tengah, dan Cirebon, Jawa Barat.

"Gus Dur tidak percaya hal-hal demikian," katanya lagi.

Adhie mengatakan tidak mungkin kunjungan ke daerah-daerah itu kemudian berdampak pada soal-soal politik. Hal itu sama dengan anggapan sebagian orang yang menyebut Gus Dur lengser setelah mengunjungi Mesir.

"Dulu tuh pulang dari Mesir, tabu," ujarnya.

Adhie menambahkan hal-hal seperti itu sebetulnya tidak masalah dipercaya. Tapi ketika disampaikan oleh seorang pejabat negara seperti Sekretaris Kabinet Pramono Anung, di forum pemerintahan, dia menilai tidak layak. Apalagi jika menyangkut pemimpin yang lain, dalam hal ini Gus Dur.

"Intinya saya tidak masalah dengan Pramono. Ini merupakan manipulasi politik karena yang melengserkan Gus Dur adalah Megawati," tutur Adhie.

Pramono menyampaikan hal kontroversial itu kala memberikan sambutan dalam peresmian rumah susun di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, pada Sabtu malam, 15 Februari 2020. Ia mengaku memberikan saran kepada Jokowi agar tidak melakukan kunjungan ke Kediri.

“Karena saya juga masih ingat, ini mau percaya atau nggak, Gus Dur kundur (pulang) dari Lirboyo tidak begitu lama gonjang-ganjing di Jakarta (berujung pelengsaran Gus Dur),” katanya saat itu.

Dalam kesempatan lain, Pramono menjelaskan maksud ucapannya mengenai mitos kedatangan seorang Presiden ke wilayah Kediri, Jawa Timur.

Menurut dia, mitos bahwa kepala negara akan lengser setelah datang ke Kediri, hanya merespons sambutan seorang Kiai ketika ia hadir ke Pondok Pesantren Lirboyo.

Pramono mengatakan, saat sambutan disampaikan dengan nada guyon. Hal itu ia sadari semacam khas organisasi Nahdlatul Ulama. "Kan biasa suasana NU itu ger-geran. Ketawa dan sebagainya," katanya.