Isu Reshuffle Mengemuka, Jokowi Diminta Akomodir Kader NU

Jokowi saat kenalkan menterinya termasuk Prabowo Subianto di kabinet Indonesia Maju .
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro

VIVAnews - Isu reshuffle kabinet Presiden Jokowi belakangan ini mulai mengemuka. Mayoritas masyarakat disebut ingin Jokowi merombak kabinetnya.

Apalagi, kondisi pandemi virus corona atau Covid-19 membuat publik bisa melihat menteri-menteri yang kinerjanya menonjol dan mereka yang tidak begitu signifikan peranannya. Direktur Eksekutif Periskop Data, Muhamad Yusuf Kosim, menyoroti beberapa bidang yang perlu dievaluasi Jokowi.

Pertama adalah ekonomi yang terus menurun akibat dari pandemi Covid-19. Selain itu, adalah Menteri Kesehatan yang dalam menghadapai virus asal kota Wuhan, China, ini tidak begitu menenangkan publik.

"Dengan adanya Covid-19 ekonomi terus menurun, Menteri Tenaga Kerja yang menghadapi tingginya pengangguran, Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan. Yang paling disorot Menteri Kesehatan dalam menangani pandemi. Jokowi harus meningkatkan kinerjanya. Yang pertama kita buat masyarakat tenang dulu, apalagi dalam kondisi new normal yang secara umum kmasyarakat ketakutan, ini antisipasinya seperti apa," kata pria yang akrab disapa Yuko tersebut, Senin, 22 Juni 2020.

Yuko menilai Jokowi perlu kembali melibatkan kader dari organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama untuk masuk ke jajaran kabinet. Menurutnya, NU yang menjadi garda terdepan mengamankan suara Jokowi- Maruf Amin pada Pilpres 2019 lalu adalah pihak yang paling dikecewakan karena tidak ada satupun utusan yang diakomodir membantu kerja pemerintahan.

"Nyatanya pengumuman kabinet orang NU nggak ada yang masuk, ada irisan dari PKB itu pun berbeda karena bukan representasi NU sebagai ormas. Padahal Muhammadiyah dapat Menko (Muhadjir Effendi). Suara keras dari NU juga tampak saat awal pengumuman kabinet," kata magister politik Universitas Indonesia ini.

Di tengah kinerja menteri yang kurang membaik dan situasi kondisi sosial ekonomi yang terus memburuk akibat pandemi corona, menurutnya sudah selayaknya kader-kader NU dilibatkan membantu kerja pemerintahan di era kedua kepemimpinan Jokowi. Banyak kader-kader NU, baik yang muda ataupun senior, siap dan layak membantu pemerintah khususnya bidang ekonomi ataupun agama.

"Apalagi kinerja menteri tidak membaik, kondisi sosial ekonomi pun semakin mengkhawatirkan. Di NU banyak kader yang bisa membantu. Selama ini orang NU banyak yang telah mampu membantu pemerintah. Mulai kader-kader profesional di biang sosial ekonomi," kata Yuko.

Sebelumnya, Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) merilis hasil survei persepsi publik terhadap kinerja para pembantu Jokowi. Meski 68,3 persen masyarakat menyatakan puas terhadap kepemimpinan Jokowi-Maruf Amin, sebanyak 75,6 persen masyarakat Indonesia menginginkan segera ada perombakan kabinet Indonesia Maju.

Sejumlah bidang yang dianggap kurang memuaskan di antaranya ekonomi, politik dan hukum. Lima menteri yang mendapatkan penilaian kurang memuaskan masyarakat yaitu Menteri kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo, Menteri Agama Fachrul Razi, Menko bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Menkumham Yasonna H Laoly, Menteri Kesehatan dokter Terawan Agus Putranto.